MANAJEMEN ORGANISASI KELEMBAGAAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat modern seperti saat
ini ditandai denga perubahan pesat di segala bidang. Karena berbagai
perubahan inilah, aspek-aspek lain juga mendapat perhatian khusus agar berjalan
sesuai harapan. Sebagai pranata sosial islam, masjid adalah salah satu aspek
yang harus diperhatikan agar mampu menjadi lembaga yang memenuhi kebutuhan
masyarakat yang ada di sekitarnya, baik kebutuhan spiritual maupun material.
Kebutuhan yang pertama tampaknya tidak perlu diragukan lagi karena fungsi
ekspresi keberagamaan. Sementara itu, tujuan masjid untuk menjadi sarana pemenuhan
kebutuhan material mutlak memerlukan pengelolaan yang baik.
Imam Shadiq dalam al-kafi yang dikutif
oleh Murtadha Muthahhari, pernah mewasiatkan “ Barangsiapa yang
mengerti tentang zaman, tak akan dikejutkan oleh serbuan segala yang
membingungkannya.”
Maksud nasihat diatas tidak lain bagaimana
untuk menyikapi berbagai bentuk perubahan. Salah satu strategi menyikapi
perubahan ialah dengan cara memahami kondisi zaman yang dihadapinya
secara utuh. Salah satu ciri orang modern ialah mereka selalu berupaya meyelesaikan
masalah produkktivitas dengan cara bekerjasama denga orang lain dalam sebaah
organisasi. Organisasi dipandang sebagai sarana atau wadah yang dapat
mengantarkan kepada tujuan secara lebih efektif dan efesien. Oleh karena itu,
yang terpenting bagi seseorang ketika merambah bidang organisasi, yakni
organisasi dan manajemen.
Perkataan organisasi berasa dari kata
“organisme” yang berarti bagian-bagian yang terpadu dimana hubungan
satu sama lain diatur oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Dengan demikian
dapat dipastikan bahwa organisasi terdiri dari lebih dari satu orang. Dengan
penjelasan tersebut dapat dirumuskan bahwa organisasi merupakan wadah dan
struktur serta proses kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama atas dasar
hubungan rasional dan formal menurut tatanan hierarki untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Sementara itu manajemen mengacu pada
proses mengkoordinasi dan mengintegralisasi kegiatan-kegiatan kerja agar
diselesaikan secara efektif dan efesien dengan dan melalui orang lain. Bahkan,
boleh dikatakan bahwa efesien dan efektif ini merupakan dua prinsip mendasar
yang melahirkan berbagai tindakan dalam manajemen. Efisien mengacu pada
hubungan antara masukan (input) dan pengeluaran (out put) yang
bertujuan untuk meminimalisir biaya-biaya sumber daya. Sedangkan efektif ialah
berkaitan dengan tercapainya atau tidaknya sebuah tujuan.
Berkenaan dengan hal ini, pengelolaan
masjid menempati posisi sangat penting dan sekaligus kompleks karena
berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan agar lebih efektif dan efesien. Cara dan
pola kerja yang efektif fan efesien ini tidak dapat dilakukan oleh satu atau
dua orang saja, apalagi mengurus masjid yang artinya hampir sama denggan
mengelola umat itu sendiri.
Dalam konsep modern pengelolaan yang
sistematis dan profesional itu membutuhkan upaya-upaya terorganisir dalam
lingkup manajemen masjid. Dalam proses pelaksanaannya, agar organisasi masjid
berjalan sesuai cita-cita islam dibutuhkan usaha pengelolaan dan manajemen yang
baik dan benar. Dalam manajemen secara garis besar menurut Ayub terbagi menjadi
dua bidang , Pertama, Physical Management (Manajemen Fisik),Kedua,
Functional Management (Manajemen Fungsional).
Manajemen Fisik adalah manajemen yang
meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid, pemeliharaan
tata tertib, pengaturan keuangan dan administrasi dan pemeliharaan
tempat-tempat di sekitar masjid. Sementara Manajemen Fungsional adalah
pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat,
pusat pembangunan umat dan pembinaan akidah dan akhlak mulia serta
fungsi-fungsi lainnya.
Termasuk ke dalam unsur manajemen fisik
adalah pengorganisasian secara lengkap dan struktur masjid. Supardi mencatat
setidaknya ada empat unsur penting dakam sebuah organisasi masjid yakni: Imam
masjid, manajer atau ketua dewan keluarga masjid (DKM), tata usaha (Sekretaris
dan bendahara) dan operasional (pendidikan, sosial dan usaha). Keempat
hal tersebut merupakan unsur-unsur yang amat penting dalam pengembangan
manajemen masjid secara fisik dan struktur organisasi sebuah masjid. Adanya
koordinasi dan komunikasi yang tejalin secara efektif akan melahirkan
tindakan-tindakan efektif, sehingga dapat mencapai tujuan bersama secara lebih
mudah.
Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh berbagai unsur diatas, masjid diharapkan dapat memiiliki nilai tambah
karena memiliki hubungan yang baik dengan pihak luar dan sekaligus dapat
menggalang dana untuk kepentingan masjid dalam jangka pendek dan untuk
kepentingan pemberdayaan umat dalam jangka panjang. Dalam kegiatan semacam ini,
sebuah masjid mampu memainkan pernanya secara lebih optimal melalui penerapan
manajemen.
Selain dari itu, untuk membantu lancarnya
manajemen organisasi masjid mesti ditunjang oleh tertibnya kegiatan
admiinistrasi. Terlebiih masjid-masjid dewasa ini memiliki fungsi-fungsi yang
lebih kompleks dan spesifik. Administrasi bisa merupakan cerminan berjalan atau
tidaknyya roda organisasi. Administrasi adalah mengurus, menuntun, atau
mengendalikan organisasi ke arah tujuan untuk mewujudkan tujuan itu.
Tidak berbeda dengan fenomena dalam
berbagai organisasi lainnya, pada organisasi berbasis masjid pun administrasi
biasanya juga berkenaan dengan hal yang sama yakni surat-menyurat dan
pengarsipan dokumen. Kegiatan ini kelihayannya sepele, namun sangat vital jika
tidak berjalan, karena administrasi dapat mmerupakan pusat data sebuah
organisasi. Hanya orang-orang yang benar-benar teliti yang mampu mengerjakannya
dengan baik. Untuk mengarahkan para pengurus masjid, diperlukan kader-kader
da’i yang berwawasan pembangunan yangg dibekali pengetahuan yang mumpuni dan
komprehensif. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pendidikan khusus
mengenai berbagai skill atau keahlian. Pendidikan ini
bertujuan untuk mendidik kader-kader yang dijaring dari kalangan muda terpelajar. Skill atau
keahlianyang harus dimiliki oleh seorang pengurus atau pengelola sebuah
organisasi secara umum mencakup 3 macam keahlian, yakni: keahlian
sosial-kemanusiaan (human skill), keahlian manajerial (managerial skill), dan
keahlian teknis (technical skill).
Keahlian yang berhubungan dengan manusia
adalah kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan menyampaikan gagasan dan
bekerjasama dengan pihak lain. Sementara itu keahlian manajerial atau keahlian
dalam hal pengelolaan organisasi ialah memiliki keahlian untuk mengatur,
merencanakan,, mengorganisasi, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai bentuk
kegiatan yang diselenggarakan agar sesuai dengan harapan. Sedangkan keahlian
Teknis berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk terjun secara
praktis untuk mengelola secara langsung dan biasanya berhubungan dengan
alatalat dan sarana penuunjang tercapainya tujuan organisasi.
Selain kualifikasi skill atau
keahliian diatas, kinerja seorang administrator masjid dapat disesuaikan dengan
tugas dan tanggung jawab seperti digambarkan dalam struktur organisasi masjid
sebagai salah satu bentuk pengorganisasian khususnya dalam lankah
departementasi dan job description atau pembagian tugas,
karena ia merupakan cerminan sebuah organisasi.
Struktur organisasi merupakan salah satu
acuan umum bagi organisasi untuk memahami masing-masing tugas setia lini.
Penjelasan dan pembagian kerja merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat
garis pedoman yang jelas dipahami secara merata, sehingga masing-masing lini
bertanggung jawab terhadap tuugas dan wewenang masing-masing.
Pusat Dakwah Islam Jawa Barat (Pusdai
Jabar) secara fisik adalah bangunan masjid –Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai
lembaga, Pusdai adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemprov Jabar untuk
menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah
Jawa Barat. Lembaga ini –bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor– berada di bawah
kendali Yayasan Darma Bakti, sebuah yayasan yang berada di bawah naungan
Pemprov Jabar.
Dalam struktur organisasi, Pusdai yang
dulunya bernama Islamic Centre Jawa Barat ini dipimpin oleh seorang Direktur
(kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang:
Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan
Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang
Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid Pusdai adalah bangunan utama di
Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang –termasuk ruang
seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis
Pusdai.
Kompleks Pusdai berada di Jln. Diponegoro
63 Bandung, tak jauh dari Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu Bandung, dan
Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI Bandung.
Gagasan pendirian Pusdai tercetus tahun
1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada era 80-an. Rumitnya
faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan Pusdai baru bisa
dimulai sekitar tahun 1992. Setelah sempat terhenti beberapa kali, akhirnya
pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu sarana unik yang ada di sini
adalah galeri Al-Qur’an Mushaf Sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al
Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas
Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa
Barat.
Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas
ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di
antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30
WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan
seminar, dan sebagainya .
Sejumlah rute angkutan kota maupun bis
kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra,
Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang,
Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.
Adapun yang menarik perhatian penulis
untuk meneliti tempat tersebut adalah penulis ingin mengetahui
kegaiatan-kegaiatan dakwah apa saja yang dilakukan serta manajemen pengelolaan
yang dilakukan oleh seluruh pengurus masjid tersebut atau yang kita kenal dengan
PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) Jawa Barat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang telah
diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam pembuatan laporan
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk Judul “Proses Penerapan Manajemen Pengelolaan
Sumber Daya di PUSDAI (Pusat Dakawah Islam)”. Dalam masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah proses penerapan manajemen pengelolaan Sumber daya yang ada di
PUSDAI pada tiap periode meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
kegaiatan serta pengevaluasian suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat serta mendukung dalam
proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada di PUSDAI.
3. Adakah pengaruh dalam proses penerapan manajemen sumber daya yang ada
terhadap jemaah yang berada di sekitar PUSDAI khususnya maupun jemaah luar pada
umumnya.
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setiap
peneliti mempunyai tujuan yang telah ditentukan, adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Akan mendeskripsikan prores penerapan manajemen pengelolaan sumber daya
yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) yang bekaitan dengan perencanaan,
penggorganisasian, pelaksanaan serta pengevaluasian kegiatan.
2. Ingin mengetahui serta menemukan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung dalam proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada di
PUSDAI (Pusat Dakwah Islam).
3. Akan menjelaskan pengaruh proses penerapan manajemen pengelolaan sumber
daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) terhadap jemaah.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan untuk:
1. Bahan informasi untuk menambah pengalaman serta pemikiran tentang manajemen
pengelolaan suatu lembaga baik itu masjid ataupun yang lainnnya, khususnya
lembaga masjid yang berada di Bandung wilayah pemerintahan Provinsi Jawa
Barat,,
2. Menambah perpustakaan tentang proses penerapan Manajemen pengelolaan di suatu
lembaga.
3. Bahan perbandingan terhadap kemajuan suatu lembaga yang satu dengan lembaga
lainnya.
4. Memenuhi salah satu tugas praktek dari mata kuliah Manajemen Organisasi dan
Kelembagaan Islam.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan
langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
a. Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian yang penulis tuju adalah
PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) Jln, Diponegoro No.63 Bandung 40115 tidak jauh
dari Gedung Sate dan Lapangan Gasibu Bandung, dan Kompleks Pusdai bersebelahan
dengan Gedung RRI Bandung.
Adapun dalam pelaksanaan pengumpulan data
dan informasi mengenai PUSDAI itu sendiri, digunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
1. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan secara
langsung atau tidak langsung terhadap proses penerpan manajemen pengelolaan
sumber daya yang ada di PUSDAI, faktor-faktor yang menghambat dan pendukung dan
faktor yang mempengaruhi dari proses penerapan Manajemen pengelolaan sumber
daya yang ada tehadap masyarakat atau jemaah.
2. Wawancara
Dengan teknik wawancara ini, baik secara berstruktur maupun tidak
berstruktur, pengumpulan data dilakukan melalui komunikasi langsung dengan
responden yaitu pengurus PUSDAI itu sendiri, beberapa karyawan setempat,
masyarakat sekitar PUSDAI serta beberapa orang yang berkunjung ke PUSDAI yaitu
mengenai proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada,
faktor-faktor pengahambat dan pendukung serta faktor yang mempengaruhi proses
penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada di PUSDAI tersebut.
3. Studi Dokumentasi
Dengan teknik ini diharapkan mendapat
data-data tertulis dalam dokumentasi yang di arsipkan oleh suatu lembaga atau
PUSDAI itu sendiri,baik dalam bentuk gambar atau data-data lainnya.
4. Studi Literatur
Dengan teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data-data teoritis tentang proses penerapan maanajemen pengelolaan
sumber daya yang ada di PUSDAI itu sendiri.
b. Teknik Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitiann ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik prosentase yaitu data yang telah terkumpul diproses dan dioerganisir kemudian
diadakan prosentase.
2. Teknik refleksi yaitu teknik penalaran dengan menghubung-hubungkan satu gejala atau
lebih dengan gejala lain.
F. Sistematika Pembahasan
Pembahasan laporan penelitian ini, di bagi
menjadi lima bab sesuai dengan kebutuhan penulis, yaitu:
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan
yang berisikan tentang: latar belakang maslah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, langkah-langkah penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua, menguraikan bab empirik yaitu
prose penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada di PUSDAI (Pusat
Dakawah Islam) meliputi: kondisi objektif lokasi penelitian PUSDAI (Pusat
Dakwah Islam), sejarah PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), kondisi fisik PUSDAI (Pusat
Dakwah Islam), kondisi objektif jemaah di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), tujuan
dan sasaran yang ingin di capai oleh PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), Visi dan Misi
PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), Susunan Organisasi PUSDAI (Pusat Dakwah Islam),
Perencanaan dan pengorganisasian proses penerrapan manajemen pengelolaan sumber
daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), serta Pelaksanaan program dan
pengawasan program proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada
di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam).
Bab ketiga, menguraikan tentang
faktor-faktor penghambat dan pendukung terhadap proses penerapan manajemen
penggelolaan sumber daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam).
Bab keempat, menguraikan tentang
faktor-faktor yang mempenggaruhi jemaah atas proses penerapan manajemen
pengelolaan sumber daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam).
Bab kelima, merupakan bab terakhir yang
berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN EMPIRIS PROSES
PENERAPAN MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBER DAYA YANG ADA DI PUSDAI (Pusat Dakwah
Islam)
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian di PUDAI
1. Kondisi Geografis PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
Pusat Dakwah Islam Jawa Barat (Pusdai
Jabar) secara fisik adalah bangunan Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai lembaga,
Pusdai adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemprov Jabar untuk menjadi sentral
pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat.
Lembaga ini bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor, dan Bale Asih berada di
bawah kendali Yayasan Darma Asri, sebuah yayasan yang berada di bawah naungan
Pemprov Jabar.
Dalam struktur organisasi, Pusdai yang
dulunya bernama Islamic Centre Jawa Barat ini dipimpin oleh seorang Direktur
(kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang:
Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan
Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang
Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid Pusdai adalah bangunan utama di
Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang termasuk ruang
seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis
Pusdai.
Kompleks Pusdai berada di Jln. Diponegoro
63 Bandung, tidak jauh dari Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu Bandung, dan
Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI Bandung.
Gagasan pendirian Pusdai tercetus tahun
1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada era 80-an. Rumitnya
faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan Pusdai baru bisa
dimulai sekitar tahun 1990. Setelah sempat terhenti beberapa kali, akhirnya
pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu sarana unik yang ada di sini
adalah galeri Al-Qur’an Mushaf Sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al
Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas
Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa
Barat.
Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas
ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di
antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30
WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan
seminar, dan sebagainya.
Sejumlah rute angkutan kota maupun bis
kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra,
Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang,
Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.
2. Sejarah PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
Gagasan pendirian Pusat Dakwah
Islam (Pusdai) atau Islamic Center di Jawa Barat muncul tahun 1977-1978 , saat
pemerintahan Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur H. Aang
Kunaefi (1975-1985 ).
Gagasan tersebut kemudian mulai menjadi
pembicaraan hangat di kalangan umat Islam Jawa Barat, terutama
sejak munculnya instruksi bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri
No. 9 dan 30/1979 tertanggal 29 Oktober 1979 tentang
perlunya umat Islam menyambut Abad XV Hijriyah dengan meningkatkan
kegiatan dakwah guna menyongsong “Abad Kebangkitan Kembali Umat
Islam.”
Tanggal 19 Oktober
1997, sejumlah ulama, da’i, pakar, cedekiawan, dan pejabat dari berbagai
organisasi di Jawa Barat mengadakan diskusi di kantor Bappeda Jabar. Dalam
diskusi itu antara lain berbicara Gubernur Jawa Barat, Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Kakanwil Departemen
Agama Jabar, perwakilan Angkatan ‘45, dan lain-lain.
Pada intinya, mereka mendukung rencana pendirian
Islamic Center di Jawa Barat dan meminta pembangunannya segera
dimulai.
Diskusi dilanjutkandalam di berbagai kesempatan
dan mencapai puncaknya pada Musyawarah Ulama dan Pemuka Agama Islam seluruh
Jawa Barat tanggal 11 September 1980 di kampus Uswatun
Hasanah, Nagrek, Kabupaten Bandung. Dalam musyawarah disepakati
untuk segera merealisasikan gagasan pembangunan Islamic Center
tersebut.
Dengan stok No. 593.8/SK.
133-Pem/82, Gubernur Jabar H. Aang Kunaefi menetapkan, Pusat
Pengembangan dan Pengkajian Islam (Islamic Center) Jawa Barat itu
seyogianya dibangun sebagai satu kesatuan dengan pembangunan Monumen
Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Museum Perjuangan Rakyat Jawa
Barat, dan Lapangan Upacara Pemda Jawa Barat di sekitar Jalan
Japati dan Lapangan Gasibu Jalan Dipenonegoro Kota Bandung.
Setelah terbit stok gubernur tersebut, dimulailah
pembangunan Islamic Center yang diawali dengan
pembahasan lahan di daerah Cihaurgeulis, Sukamantri, Jalan
Diponegoro, dan Jalan Supratman Kota Bandung.
Hampir 10 tahun (1982-1991) Pemda
Jabar melaksanakan pembebasan lahan dan pemindahan (relokasi) penduduk
yang ada di atas lahan. Untuk keperluan pembebasan lahan dan relokasi itu,
Pemda Jabar mengeluarkan biaya sekitar Rp 20 milliar.
Setelah pembebasan lahan serta relokasi
penduduk selesai, dimulailah pembangunan fisik Islamic Center (tahun 1992 berdasarkan
izin PemdaKotamadya Bandung No. 583/637/II/DTK/92) di atas lahan seluas 4,5 Ha.
3. Kondisi Fisik PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
Kini komplek Islamic Center atau
Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar berdiri
megah dan menjadi salah satu kebanggaan umat Islam Jawa Barat. Secara fisik,
kompleks Pusdai terdiri dari:
1. Bangunan masjid (Masjid Pusdai) berkapasitas 4.600 orang
2. Ruang Seminar Besar (Ruang Cendekia C) berkapasitas 100 orang.
3. Ruang Seminar Kecil (Ruang Cendekia D) berkapasitas 40 orang.
4. Gedung Bale Asri (Gedung Serba Guna) berkapasitas
2.000 orang untuk acara pertemuan, seminar, resepsi, pameran, dan
seagainya.
5. Ruang Pameran Mushaf Sundawi.
6. Ruang Perkantoran.
7. Tempat Wudhu Pria dan Wanita
8. Perpustakaan dan Lembaga Bahasa
9. Kantin, Wartel, dan Café
10. Area Parkir
11. Ruang Multimedia.
12. Ruang Lumbung Zakat
Pusdai.
13. Ruang Galeri Pusdai.
Seluruh bangunan kompleks Pusdai Jawa Barat
itu telah menghabiskan biaya sebesar Rp 27 Milliar. Sebagian besar sumber dana
diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat.
Secara fisik, pembangunan
berlangsung dari Tahun Anggaran 1991-1992 sampai dengan Tahun Anggaran
1997/1998. Bila dihitung dari mulai munculnya
gagasan pembangunan Islamic Center tahun 1997/1998 sampai dengan
selesai pembangunan tahun 1997/1998, pembangunan Islamic Center (Pusdai) Jabar
ini berlangsung selama 20 tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp 49
Milliar.
Bangunan PUSDAI yang bersebelahan dengan
RRI (Radio Republik Indonesia) Bandung ini dirancang oleh arsitek Slamet
Wirasonjaya. Masjid dua lantai dan dilengkapi satu menara ini dapat menampung
sekitar 4000 jamaah. Bentuk kubah pada masjid ini berbeda dengan kubah pada
umumnya, Masjid PUSDAI memiliki ciri khas kubah berbentuk atap kayu simpang
susun bertingkat. Rangka atapnya menggunakan struktur baja.
Interior masjid didominasi oleh batu
marmer dan profil kayu serta dihiasi dengan sejumlah tulisan kaligrafi dengan
hiasan motif etnis di beberapa bagian. Bagian mihrab yang dihiasi ornamen kayu
dibuat leluasa dengan luas kurang lebih 30m2. Sayangnya penataan
perangkat sound system di masjid ini masih kurang bagus,
sehingga tidak semua bagian masjid dapat menerima suara dengan jelas (terlalu
banyak gaung).
Selain bangunan utama masjid, PUSDAI ini
dilengkapi pula dengan berbagai sarana untuk kepentingan syiar ummat
diantaranya adalah Plaza, ruangan seminar besar dan kecil, perpustakaan elektronik,
pusat bahasa, auditorium, Galeri Al Qur’an dan Laboratorium Al Qur’an, klinik
kesehatan, kafetaria, dan area parkir yang luas. Koneksi antara bangunan satu
dan lainnya dihubungkan oleh sejumlah koridor yang berfungsi untuk melindungi
jamaah dari panas dan hujan.
1. kondisi Objektif Jemaah di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
Setelah mengadakan penelitian tentang
kondisi jemaah yang berada di PUSDAI tersebut akhirnya penulis bisa
menyimpulkan bahwa jemaah yang berada di lokasi tersebut terdiri dari berbagai
macam golongan atau kelompok, misalnya: dari para karyawan, pedagang, pegawai
negeri sipil, wiraswasta, masyarakat setempat yang berada di kompleks-kompleks,
santri-santri dan ada juga dari kalangan pelajar atau mahasiswa.
2. Tujuan dan Sasaran yang Ingin di Capai oleh PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
3. Visi PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
Visi
Sebagai kiblat dan uswah (teladan) dalam
dakwah Islam.
4. Susunan Organisasi
PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
5. Perencanaan dan Pengorganisasian Proses Penerapan Manajemen Pengelolaan
Sumber Daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
a. Perencanaan
Dalam organisasi dakwah, merencanakan di
sini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari organisasi ataau lembaga
dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan dan
menyusun hierarki lengkap rencana-rencana untuk menintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiataan-kegiatan. Pada perencanaan dakwah menyangkut tujuan
apa yang hars dikerjakan dan sasaran-sasaran bagaimana harus dikerjakan.
Menurut Mary Robins, perencanaan adalah
suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran dan tujuan organisasi atau
lembaga, menyusun strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dan mengembangkan hierarki rencana secara komprehensif untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiataan.
Dari pengertian di atas, perencanaan juga
merupakanb sebuah proses untuk mengkaji aapa yang hendak dikerjakan di masa
yang akan datang. Komponen perencanaan bisa dalam jangka pendek (Short
Planning) dan jangka panjang (Long Planning).
Secara general tugas dari perncanaan yang
paling utama adalah menentukan saasaran. Menentukan sasaran yang ingin diccapai
serta pembagiannya menjadi sasaran-sasaran yang bersifat prioritas
pelaksanaannya, dengan begitu dapat menjamin secara maksimal tidak adanya
sebuah pembagian tugas tertentu atau hal-haal lainnya yang tak kalah
pentingnya.
Selaanjutnyaa dari sasaran ini
dikelompokan menjadi sasaran dan penentu skala prioritasnya. Pengelompookan
sasaran dan penentuan skalaa prioritas dapat mewujudkan tujuan yang ingin
dicapai secara sistematis, yaitu dengan memerhatikan atau meprioritaskan
hal-hal yang lebih penting, dengan tidak mengabaikan schedule program
yang sudah tetap, sehinggga aapaa yang dinamakan sebuah efesiensi dapat
terlaksana.
Selanjutnya tugas dari perencanaan lainnya
adalaah mengkaji kondisi yang berkembang, mengetahui segalaa potensi yang
dimiliki, dan potensi apaa saja yang telah terpenuhi, dan yang belum terpenuhi.
Mengkaji disini diartikan sebagai upaya melakukan sebuha kajian terhadap
kondisi yang melingkupinya dan berbagai kondisii yang ada.
b. Pengorganisasian
Maju atau mundurnya sebuah organisasi atau
lembaga sangat di tentukan oleh kualitas ddan kapasitas keilmuuan para
pengeloanya. Begitu pula dengan lembaga PUSDAI (Pusat Dakwah Islam) yang
merupakan pusat serta motor penggerak utama kegaitan-kegiatan dakawah diwilayah
bandung dan sekitarnya. Oleh karena itu pengelolaannya harus memiliki
orang-orang yang memiliki pengetahuan luas, memahami manajemen organisasi, siap
bekerja keras serta ikhlas mengabdikan dirinya untuk umat dan syariat islam.
Pengorganisasian adalah seluruh proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Definisi tersebut menunjukan, bahwa
pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang
telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis
pula apabila pengorganisasian dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan sebuah
organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang kuat (Ahmad
Fadli,30:2002)
6. Pelaksanaan Program dan Pengawasan Proses Penerapan Manajemen Pengelolaan
Sumber Daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah Islam)
1. Pelaksanaan Program
a. Merealisasikan Program
Kegiatan
1. Kuliah dan Dialog
Subuh
Kegiatan rutin tiap Ahad Pkl. 09.00-10.30
WIB bersama berbagai narasumber (ulama/ustadz/pakar) di Ruang Seminar Pusdai
Jabar Jln. Diponegoro 63 Bandung. Terbuka untuk Umum dan Tidak Dipungut
Biaya/Gratis).
2. Kuliah & Dialog Dhuha
Kegiatan rutin tiap Ahad Pkl. 09.00-10.30
WIB bersama berbagai narasumber (ulama/ustadz/pakar) di Ruang Seminar Pusdai
Jabar Jln. Diponegoro 63 Bandung. Terbuka untuk Umum dan Tidak Dipungut
Biaya/Gratis).
Jadwal Penceramah: Januari-Desember 2010
No.
|
Tanggal/Bulan/Tahun
|
Nama Penceramah
|
Keterangan
|
1
|
03 Jan 2010
10 Jan 2010
17 Jan 2010
24 Jan 2010
24 Jan 2010
|
Drs. H.
Zainal Abidin, M.Ag
Prof. Dr.
H. Ahmad Tafsir
dr. H.
Hanny Ronosulistyo, Sp.
KH. Saeful
Islam Mubarok, Lc. M.Ag
Dra. Hj.
Lenny Umar
|
Ketua
Pusdai
UIN Bdg
OG(K)/RSI
Al Ikhsan
MAQDIS
Mubaligah
|
2
|
07 Feb 2010
14 Feb 2010
21 Feb 2010
28 Feb 2010
|
Drs. KH.
Shoimun
H.
Badrudin, M.Ag
Prof. Dr.
H. Sanusi Uwes
Drs. KH.
Mukhtar Kholid
|
P.Dialog.Shubuh
RRI
Depag Kota
Bdg
UMC
Pontren As
Salam Bdg
|
3
|
07 Mar 2010
14 Mar 2010
21 Mar 2010
28 Mar 2010
|
Prof. Dr.
H. Dedi Mulyasana
KH. Athian
M. Ali Da’i. M.A
Dr. Ir. T.
Abdullah Tsany, M.Sc
Drs. H.
Ahmad Djuaeni, M.Pd
|
UNINUS
FUUI
ITB
Pusdai
|
4
|
04 Apr 2010
11 Apr 2010
18 Apr 2010
25 Apr 2010
|
Prof. Dr.
H. Afit Muhammad, M.A
H. Munawir
Salman, S.Ag
Prof. Dr.
Dedi Mulyasana
Dra. Hj.
Ines Farines Asyjar
|
UIN Bdg
Depag Kab.
Bdg
Uninus
Mubalighah
|
5
|
02 Mei 2010
09 Mei 2010
16 Mei 2010
23 Mei 2010
30 Mei 2010
|
Prof. Dr.
H. Abdurrahman, M.A
H. Asep
Sudarman, S.Ag
Ir. H.
Zulkarnaen
Drs. KH.
Dindin Sholehudin, M.A
H. Dendi
Abdul Aziz, M.Si
|
UNISBA
Dialis
Radio Rama FM
DMI Jabar
UIN SGD
Bdg
KBIH
Pusdai
|
6
|
06 Jun 2010
13 Jun 2010
20 Jun 2010
27 Jun 2010
|
Drs. H.
Mualif
Dra. Hj.
Ines Farines Asyjar
Drs. H.
Uu. Saifuddin, ASM. M.Ag
Aep
Wahyudin, M.Ag
|
Kasi
Penamas Depag Kota Bdg
Mubalighah
UNISBA
MQ-TV
|
7
|
04 Jul 2010
11 Jul 2010
18 Jul 2010
25 Jul 2010
|
Drs. H.
Iding Bahrudin, M.M.Pd
H. Asep
Sudarman, S.Ag
H. Asep
Totoh Ghozali, M.Ag. MBA
Drs. H.
Bukhari Muslim
|
PUI Jabar
Dialis
Rama FM
IPHI Jabar
Mubaligh
|
8
|
01 Agt 2010
08 Agt 2010
15 Agt 2010
22 Agt 2010
29 Agt 2010
|
Drs. H.
Dadan Suherdiana, M.Ag
H.
Syarifudin, M.Ag
Drs. H.
Muchtar Gandaatmadja, MM
Drs. H.
Tholabudin
Efendi
Rahmat, M.Ag
|
UIN SGD
Bdg
KUA Cibiru
KBIH Kota
Bandung
PW. NU
Penamas
Depag Kota Bdg
|
9
|
05 Sep 2010
12 Sep 2010
19 Sep 2010
26 Sep 2010
|
Drs. KH.
Shoimun
-
-
Drs. H.
Arif Rahman, M.Ag
|
Kuliah
Shubuh RRI Bdg
Libur Idul
Fitri 1431 H
Libur Idul
Fitri 1431 H
UIN SGD
Bdg
|
10
|
03 Okt 2010
10 Okt 2010
17 Okt 2010
24 Okt 2010
31 Okt 2010
|
H. Ahmad
Humaedi, M.Si
Dra. N.
Imas Rosyanti, M.Ag
Drs. H.
Ayat Dimyati, M.Ag
Drs. H.
Tatang Sumirat, S.Pdi
Drs. H.
Asep Mustofa Kamal, M.Ag
|
LSD. Al
Mustanir
UIN SGD
Bdg
PW.
Muhamadiyah
Depag Kota
Bdg
LPTQ Jabar
|
11
|
07 Nov 2010
14 Nov 2010
21 Nov 2010
28 Nov 2010
|
H. Hasyim
As’ari
Drs. H.
Muh. Fauzan Jaenuri, M.Ag
Drs. Mimin
Sutisna
H. Tubagus
Muslim
|
Mubaligh
Ponpes Al
Muhajir
Depag Kota
Bandung
Yayasa
Darma Asri
|
12
|
05 Des 2010
12 Des 2010
19 Des 2010
26 Des 2010
|
Drs. KH.
Shoimun
H. Asep
Sudarman
Drs. H.
Arip Syafrudin
H. Yahya
Ajlani, S.Ag
|
Kuliah
Subuh RRI Bandung
Dialis
Rama FM
Ponpes
Syi’arul Quran
Masjid
Raya Bandung
|
Khotib Jumat : Januari-Desember 2010
No.
|
Tanggal/Bulan/Tahun
|
Nama Khatib Jum’at
|
Keterangan
|
1
|
01/01/2010
08/01/2010
15/01/2010
22/01/2010
29/01/2010
|
Drs. H.
Zainal Abidin, M.Ag.
Prof. DR.
H. Dadang Kahmad, M.Si.
-
DR. H.
Dedi Mulyasana, M.Pd.
Drs. KH.
Hafizh Utsman
|
PUSDAI
PW
MUHAMADIYAH
KAB.
BANDUNG
UNINUS
MUI JABAR
|
2
|
05/02/2010
12/02/2010
19/02/2010
26/02/2010
|
DR. H.
Afif Muhammad, MA.
-
Drs. H.
Muhaimin Luthfie ,MM.
-
|
UIN SGD
BANDUNG
KAB.
BANDUNG
DEPAG
JABAR
KOTA
BANDUNG
|
3
|
05/03/2010
12/03/2010
19/03/2010
26/03/2010
|
Prof. Dr.
KH. Miftah Faridl
-
Prof. Drs.
H. Endang Soetari AD., M. Si.
KH. Hafizh
Usman
|
-
KAB.
CIREBON
UIN
MUI
|
4
|
02/04/2010
09/04/2010
16/04/2010
23/04/2010
30/04/2010
|
-
KH. Olih
Komarudin
Prof. Dr.
Dadang Kahmad, M.Si
-
dr. Hanny
Rono
|
KOTA
CIMAHI
-
Muhammadiyah
Jabar
KAB.
BANJAR
RSI
Al-Ihsan
|
5
|
07/05/2010
14/05/2010
21/05/2010
28/05/2010
|
H. Saeful
Islam Mubarok, Lc. ,M. Ag.
-
Drs. Ahmad
Sarbini, M.Ag
KH. Athian
Ali M. Da’i
|
MAQDIS
KAB. BDG
BARAT
UIN
Bandung
FUUI
|
6
|
04/06/2010
11/06/2010
18/06/2010
25/06/2010
|
-
Drs. H.
Asep Zaenal Aushof, M.Ag
-
Prof. Drs.
KH Masdar Helmi
|
KAB.
PURWAKARTA
ITB
KAB. BOGOR
-
|
7
|
02/07/2010
09/07/2010
16/07/2010
23/07/2010
30/07/2010
|
-
Prof. Dr.
H. Rachmat Syafe’i, MA
-
-
Drs. Ahmad
Djuaeni, M.Pd.
|
KOTA
SUBANG
-
KAB.BEKASI
KAB.
KUNINGAN
-
|
8
|
06/08/2010
13/08/2010
20/08/2010
27/08/2010
|
-
KH. Zezen
Zainal Abidin
-
Drs. H. M.
Iding Bahrudin, M.M.Pd.
|
KAB. GARUT
SUKABUMI
KOTA
SUMEDANG
PUI JABAR
|
9
|
03/09/2010
10/09/2010
17/09/2010
24/09/2010
|
-
Drs. H.
Ayat Dimyati, M.Ag
-
-
|
KAB.
SUKABUMI
PW
MUHAMMADIYAH
KAB.
CIAMIS
KAB.
KARAWANG
|
10
|
01/10/2010
08/10/2010
15/10/2010
22/10/2010
|
Drs. H.
Diding Hasan
-
-
Prof. Dr.
Syamsu Yusuf, M.Pd
|
Depag Kota
Bandung
KAB.
BEKASI
KAB.
INDRAMAYU
STAI
Siliwangi
|
11
|
05/11/2010
12/11/2010
19/11/2010
26/11/2010
|
Dr. Ir. T.
Abdullah Tsany, M.Sc
-
-
Prof. Dr.
KH. Sofyan Tsauri, M.Pd
|
ITB
KAB.
MAJALENGKA
KAB. DEPOK
UPI
|
12
|
03/12/2010
10/12/2010
17/12/2010
24/12/2010
31/12/2010
|
-
-
Drs.
Zaenal Mukarom, M.Si MM
-
Prof. Dr.
H. Fuad Wahab
|
KAB.
CIANJUR
KOTA
CIREBON
UIN
Bandung
KOTA
TASIKMALAYA
UIN
Bandung
|
b. Program Kegiatan Masjid
1. Majelis Ta’lim Wanita
Tiap Kamis Kedua dan Keempat Pkl.
09.30-12.00 WIB di Ruang Utama Masjid Pusdai. Materi Reguler : Tahsin Al-Quran
dan Taushiyah/Ceramah dari berbagai narasumber, khususnya Ustadzah, seperti Hj.
Lilih Solihat, Hj. Ines Farines Asyjar, Hj. Ucu Hayati, S.Ag., Dra. Imas
Rosyanti, M.Ag, dll.
2. KBIH Pusdai
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. Menerima
Pendaftaran Calhaj 2008-2009. Pembimbing : Drs. H. Ahmad Djuaeni, M.Pd &
Drs. Zaenal Abidin, M.Ag. Pendaftaran : Setiap hari Senin-Ahad, kecuali Libur
Nasional. Tempat Pendaftaran : Gedung Pusdai Jabar Jln. Diponegoro 63 Bandung
Tlp. (022) 7217531 ext. 108.*
KBIH PUSDAI didirikan pada tahun 2000 atas
prakarsa pengurus Pusdai Jawa Barat yang berada di bawah naungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Pada awal kepengurusannya relatif mendapat respon yang
baik dari warga sekitar dan masyarakat Islam pada umumnya.
Pada tahun pertama, KBIH PUSDAI Jabar
memberangkatkan sekitar 32 orang. Seiring berjalannya waktu, KBIH PUSDAI Jabar
semakin dikenal masyarakat sehingga pada tahun-tahun berikutnya jumlah jemaah
semakin bertambah.
Selain jamaah yang berasal dari kota
bandung, ada juga jamaah yang berasal dari luar kota seperti: Bekasi,
Majalengka, Garut, Tasik, Sumedang dll. Sepanjang perjalanannya, jumlah jamaah
terbanyak terjadi pada tahun 2005 yakni 202 orang.
KBIH PUSDAI Jabar memiliki izin
operasional dari Kantor Departemen Agama Provinsi Jawa Barat Nomor :
W.i/HJ.01/2032/2002 Tahun 2002. Kemudian pada tahun 2009 diperbaharui dengan
Surat Izin Operasional Kantor Departemen Agama Provinsi Jawa Barat Nomor :
Kw.10.3/3/Hj.01/3175/2009 tentang Pemberian Izin Operasional kepada Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji Pusat Dakwah Islam Jawa Barat Bandung.
KBIH PUSDAI Jabar didirikan dengan tujuan:
1. Mendukung program pemerintah dalam memberikan informasi haji kepada
masyarakat
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat Islam (khidmatul ummah)
3. Memberikan bimbingan manasik kepada Calon jamaah haji
4. Memberikan bimbingan manasik kepada calon jemaah di tanah air dan di tanah
suci
5. Bersama dengan jamaah meraih haji mabrur
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, KBIH
PUSDAI Jabar berupaya memberikan pelayanan terbaik yang didukung beberapa
fasilitas antara lain:
1. Ruang Seminar Besar ber-AC dengan daya tampung sebanyak 150
orang
2. Masjid Pusdai Jabar dengan daya tampung 4500 orang
3. Ruang Multimedia ber-AC dengan daya tampung 50 orang
4. Plaza Timur Masjid tempat praktek manasik haji disertai alat simulasi
Ka’bah, Shafa-Marwa, Arafah, Mina dll.
5. Perpustakaan yang memuat buku-buku Islam dan berbagai disiplin ilmu
6. Gedung Serbaguna “Bale Asri” dengan daya tampung sebanyak 2000 orang.
Manasik Teori dan Praktek dibimbing oleh
para instruktur yang berpengalaman, yakni:
1. Prof. Dr. KH. Miftah Faridl
2. Prof. Dr. H. Dedi Mulyasana, M. Pd.
3. Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA.
4. Drs. KH. Zainal Abidin, M.Ag.
5. Drs. H. Ahmad Djuaeni, M.Pd.
6. Drs. H. Iding Bahrudin, M. Mpd, dll.
Bimbingan manasik (teori) dilaksanakan
setiap hari Ahad pukul 13.00 s/d 17.00 WIB bertempat di Ruang Seminar Besar
lantai 2 Pusdai Jabar. Praktek manasik dilaksanakan pada hari Ahad pukul 07.00
s/d. 11.00 WIB bertempat di Plaza Timur Masjid, Taman dan area parkir Barat.
Informasi dan Pendaftaran
Untuk informasi dan pendaftaran hubungi
Sekretariat KBIH PUSDAI Jabar Jl. Diponegoro no. 63 Tlp. 022 91556086,
08156299130, 081320261790
3. LBQ Pusdai
Lembaga Bimbingan Baca-Tulis
Al-Quran. Sekretariat : Ruang Cendikia Lt. II Pusdai Tlp. (022) 70564077,
08112262356, 081322181107. Program Bimbingan : Bimbingan Baca Quran Sistem
Cepat (4 Jam Bisa); Bimbingan Perbaikan Baca Quran (Tahsin); Bimbingan Bahasa Arab
Quran Plus Tafsir; Bimbingan Hapalan Quran (Tahfidz): Program Bimbingan Bahasa
Arab, Inggris, Jepang, Jerman, Mandarin, dan Prancis: dan Arabic & English
Club.
Laboratorium Bahasa dan Al-Qur’an (LBQ)
(d/h Laboratorium Pengembangan Bahasa (LPB) menyelenggarakan program kegiatan
berupa:
1. Program Bahasa (Bahasa Arab, Inggris, Jepang, Mandarin, Jerman dan
Perancis).
2. Program Al-Qur’an (Bimbingan dan Perbaikan Baca Al-Qur’an untuk Remaja,
Mahasiswa, dan Umum).
3. Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Taman Kanan-Kanak (TKA)
Pusdai.
4. Al-Barqy, metode cepat bisa baca Al-Qur’an (dari NOL) hanya 4 jam (4 kali )
pertemuan saja Anda bisa membaca Al-Qur’an.
5. Quantum Tahsin, lompatan dalam mempelajari ilmu tajwid, dalam waktu yang
relatif singkat santri dapat memahami kaidah ilmu tajwid tanpa menghafal teori
sekaligus dapat fasih membaca Al-Qur’an.
6. QUANTUM ARABIC –lompatan dalam belajar bahasa Arab dengan metode ekletik
(al-Intiqaiyyah); Penggabungan dan Pemilihan Metode Belajar. Pokok Bahasan :
Kaidah Nahwu – Sharaf Praktis, 400 kosa kata kunci Al-Qur’an; Tip terjemah
praktis.
* Untuk info lebih lanjut silakan hubungi
Kang Ayi (0811 22 62 356)
4. TPA Pusdai
Taman Pendidikan Al-Quran Pusdai menerima
santri baru Pra TPA s.d. SMP. Informasi : (022) 7217531 ext. 124, (022)
70564077, 081322181107
5. LZP – Lumbung Zakat Pusdai
Lumbung Zakat Pusdai (LZP). ZIS dapat
diserahkan melalui setoran langsung ke Kantor LZP, dijemput petugas LZP, atau
Transfer ke Rekening LZP di Bank Jabar No. Rekening 0024-102XF6-100. Konsultasi
ZIS : 022.7205750, 08882358763.*
LUMBUNG ZAKAT PUSDAI
(LZP) didirikan berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Darma Asri No.
01/Kep/IV/2006 untu menghimpun dan memberdayakan dana zakat, infak, dan sedekah
umat Islam khususnya jamaah masjid Pusdai Jabar.
Cara menunaikan kewajiban zakat:
1. Disetor langsung kekantor Lumbung Zakat Pusdai (LZP)
2. Dijemput petugas (LZP) ke kantor atau rumah muzzaki
3. Transper ke rekening Lumbung Zakat Pusdai Jabar.
No Rekening : Bank Jabar 0024-102XF6-100
Ø Progam LZP (Lumbung Zakat Pusdai
Penggalian Dana ZIS:
1. Layanan Minum Garatis (insidental)
2. Nada dan Dakwah (Malam Bina Umat)
3. Counter Zis Ramadhan
4. Tebar Kotak Infak
Ø Pemberdayaan
1. Santunan Dana Produktif (SDP)
2. Santunan Dana Pendidikan (LDPen)
3. Santunan Dana Bencana (SDB)
4. Santunan Dana Kesehatan (SDKes)
5. Santunan Dana Fidyah (SDF).
Ø Program Sosial
a. Layanan Kesehatan Masyarakatmerupakan unit pelayanan kesehatan bagi
masyarkat khususnya kaum dhu’afa secara Cuma-Cuma :
I. Klinik Umum
• Pemeriksaan Kesehatan Umum
• Pemeeriksaan Kesehatan Gigi
• Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil dan Kesehatan Anak
• Operasi katarak 1x setiap bulan
• Operasi Bibir Sumbing 1x setiap bulan
II. Klinik Bersalin
III. Klinik Khitan
IV. Ambulance Gratis
b. Layanan MasyarakatMerupakan unit pelayanan masyarakat yang buka setiap hari
kerja mulai jam 09.00 – 15.00, hal yang ditangani mulai dari masalah Kesehatan,
Pendidikan, Sandang-pangan dan Ekonomi, layanan ini kerjasama dengan berbagai
pihak guna menjaga amanah dan optimalisasi dana zakat, bantuan yang
diberikanpun sesuai permasalahan yang dihadapi dan tidak selalu berupa dana :
• Kesehatan : berupa pengantar pemeriksaan klinik dan obat, pengantar tebus
resep, pengantar pemeriksaan labolatorium.
• Pendidikan : bantuan diberikan langsung ke pihak sekolah.
• Transportasi : diberikan surat jalan sebagai pengganti tiket.
• Sandang-pangan : diberikan dalam bentuk pakaian, buku, beras.
• Ekonomi : dalam bentuk pinjaman modal tanpa bunga.
Seluruh pengajuan melewati prosedur yang
telah di tetapkan guna menjaga keamanahan penyaluran dana Zakat.
Ø Haji Peduli Umat
Haji peduli umat merupkan program baksos
tahunan yang diselenggarakan sekali dalam setahun melalui kegiatan social
diantaranya :
• Nikah massal Gratis
• Khitanan massal Gratis
• Tabligh Akbar
• Baksos ke daerah-daerah dhu’afa yang membutuhkan layanan kesehatan 2x dalam
setahun
Dana yang dihimpun berasal dari para
donatur dan para alumni haji KBIH Pusdai ( kelompok Bimbingan Ibadah Haji )
Pusdai.
Ø Program Pemberdayaan
a. Rekrut Anak Yatim
Merekrut anak yatim dhu’afa yang
berprestasi & berupaya untuk meciptakan generasi – generasi / insan
Paripurna
b. Tebar Qur’an & Qurban
Tebar Qur’an ke daerah-daerah rawan baca
Alqur;an, rawan kristenisasi, plus pendampingan / bimbingan oleh para Ustadz.
Tebar Hewan Qurban ke daerah-daerah rawan
pangan / daerah bencana yang dari mulai pengiriman, penyembelihan dan
pembagiannya di kerjakan petugas LZP dan melibatkan masyarakat yang berada di
daerah / desa tersebut.hewan Qurban yang dibeli berasal dari peternak di daerah
tersebut guna memberdayakan peternak itu sendiri.
c. Santunan Sarana Keagamaan
Bantuan kepada mesjid atau madrasah yang
relative berada di daerah-daerah terpencil dan tidak ter sentuh oleh para
Aghniya yang berada di perkotaan, maka LZP Pusdai melalui program ini
menyalurkan dana Wakaf dari para Aghniya / Donatur yang diberikan berupa Dana /
Bahan Bangunan / Bahan Pelajaran ( Alqr’an, Iqro dan buku-buku keagamaan
lainnya.
d. Santunan Dana Produktif
Santunan Dana Produktif merupakan bantuan
berupa modal usaha tanpa bunga bagi para pedagang / merintis berdagang dan
berpotensi untuk berkembang ( menyerap tenaga kerja ) dan sangat membutuhkan
modal.
e. Sosialisasi Pengembangan ZIS
Melalui pelatihan-pelatihan :
• pelatihan menegemen Zakat
• pelatihan menegemen mesjid
• pelatihan Da’i dan Khotib bagi remaja mesjid
• pelatihan Imam dan Adzan
Ø Program Kemanusiaan
Adalah program bantuan penanganan bencana
baik bencana alam maupuan bencana sosial sebagai wujud dari kepedulian kepada
masyarakat korban bencana, bantuan disalurkan berupa : sembako, obat-obatan,
bahan bangunan, mushaf Alquran dll
Bantuan yang sudah tersalurkan antara lain ke daerah-daerah bencana seperti
: bencana tsunami Aceh, gempa Yogja, banjir lumpur Garut, tsunami Pangandaran
dan Ciamais, gempa Pangalengan longsor Ciwidey, banjir Dayeuh Kolot dll.
6. Perpustakaan Pusdai
Terbuka
untuk umum tiap hari Senin s.d. Jumat, Pkl. 10.00-16.00 WIB. Tersedia buku-buku
agama, umum, kliping koran, dll.
ü Mushaf Sundawi
Salah satu yang menjadi
ciri khas Pusdai Jabar adalah Al-Qur’an Mushaf Sundawi, sebuah karya
monumental mushaf yang iluminasi atau ornamenya berasal dari motif Islami Jawa
Barat, seperti mamolo mesjid, motif
batik, mihrab, dan artefak lainnya. Desainnya bersumber pada flora
khas Jawa Barat, seperti Gandaria dan Patrakomala.
Penulisan Mushaf Sundawi mengacu dan
tunduk pada kaidah baku ragam Utsmani dengan jenis tulisan atau Khat
Naskhi, Tsuluts, dan Kifi. Mushaf Sundawi ditempatkan pada peti yang
didesain khusus dan dipamerkan di ruang pameran Mushaf Sundawi di
kompleks Pusdai Jabar.
Mushaf Sundawi diharapkan menjadi
bagian dari tonggak kesinambungan upaya aktualisasi kehidupan dan
spiritualitas Islam yang terus dilestarikan hingga generasi akhir zaman.
Dalam sebuah obrolan dengan Ketua Pusdai
Jabar Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag., terungkap bahwa kepanjangan Pusdai
sebenarnya bukan Pusat Dakwah Islam, melainkan Pusat Studi dan Dakwah Islam.
Setidaknya, itu pulalah yang menjadi
visi-misi beliau dalam memimpin Pusdai sekarang. Beliau ingin agar Pusdai ini
benar-benar menjadi pusat studi Islam, tempat umat mengkaji, menelaan, atau
memperdalam ilmu keislaman demi peningkatan kualitas ilmu, iman, dan amal
Islami; juga sebagai pusat dakwah, tempat umat melakukan berbagai aktivitas
syiar Islam, seperti diskusi, seminar, kajian, ceramah, tablig akbar, dan
sebagainya.
BAB III
Faktor Pendukung dan Penghambat Proses
Penerapan Manajemen Pengelolaan Sumber Daya yang ada di PUSDAI (Pusat Dakwah
Islam)
Faktor pendukung berjalannya manajemen di pusdai dan berbagai macam
kegiatan yang biasa dilakukan di pusdai adalah:
1) Ada orang yang masih setia dan tetap mempertahankan keberadaan pusdai.
2) Masih ada sarana yang sering dibutuhkan oleh banyak orang.
Dan faktor penghambat proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya
yang ada di pusdai diantaranya adalah:
1) Kurangnya sumber daya manusia itu sendiri. Karena memang sumber daya
manusia merupakan pokok terpenting bagi berjalannya manajemen, sumber daya
manusia merupakan penggerak dan pengelola manajemen. Hal ini berdampak besar
bagi kemajuan pusdai.
2) Kemudian faktor yang kedua adalah kurangnya dukungan dari masyarakat
sekitar. Contohnya, pada waktu shalat tiba hanya beberapa orang yang melaksanakan
shalat berjamaah di masjid pusdai. dan kebanyakan hanya orang pendatang, yang
lewat kemudian melaksanakan shalat di masjid ini.
3) Faktor yang ketiga adalah kurangnya rasa memiliki dari masyarakat Bandung
itu sendiri. Sehingga pada saat berkunjung ke pusdai mereka kurang menjaga tata
tertib yang seharusnya diberlakukan di pusdai, contohnya membuang sampah
sembarangan, sandal di pakai ke lantai/ emperan masjid.
Selain dari tiga faktor di atas, masih banyak hal yang menjadi penghambat
terlakasananya manajemen pengelolaan sumber daya yang ada di pusdai. yaitu
faktor intern yang tidak dapat dipublikasikan kepada khalayak ramai.
Tanggapan masyarakat sekitar terhadap kondisi terkini PUSDAI, diantaranya:
1) Kondisi masjid pusdai suka bocor ketika kondisi hujan
2) Tidak ada imam besar, khusunya ketika berjamaah shalat shubuh dan isya
3) Kurangnya etika dari para pegawai
4) Jamaah ingin mengurangi kegiatan diluar aktivitas (program) PUSDAI.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Semanjak berdirinya pusdai yang dulunya
bernama Islamic Centre sebagai lembaga, Pusdai adalah lembaga dakwah atas
fasilitas Pemprov Jabar untuk menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan
pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini –bersama Masjid
At-Ta’wun Puncak Bogor– berada di bawah kendali Yayasan Darma Asri, sebuah
yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar. Dan samapai saat inipun
pusdai masih tetap menjadi pusat pemograman, pembinaan, dan pengembangan syiar
dakwah Islam, juga tidak terlewatkan yaitu sebagai suatu lembaga yang selalu
siap melayani masyarakat dan mempunyai tujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Untuk membantu lancarnya manajemen
organisasi masjid mesti ditunjang oleh tertibnya kegiatan admiinistrasi.
Terlebiih masjid-masjid dewasa ini memiliki fungsi-fungsi yang lebih kompleks
dan spesifik. Administrasi bisa merupakan cerminan berjalan atau tidaknyya roda
organisasi. Administrasi adalah mengurus, menuntun, atau mengendalikan
organisasi ke arah tujuan untuk mewujudkan tujuan itu.
Tidak berbeda dengan fenomena dalam
berbagai organisasi lainnya, pada organisasi berbasis masjid pun administrasi
biasanya juga berkenaan dengan hal yang sama yakni surat-menyurat dan
pengarsipan dokumen. Kegiatan ini kelihayannya sepele, namun sangat vital jika
tidak berjalan, karena administrasi dapat mmerupakan pusat data sebuah
organisasi. Hanya orang-orang yang benar-benar teliti yang mampu mengerjakannya
dengan baik. Untuk mengarahkan para pengurus masjid, diperlukan kader-kader da’i
yang berwawasan pembangunan yangg dibekali pengetahuan yang mumpuni dan
komprehensif. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pendidikan khusus
mengenai berbagai skill atau keahlian. Pendidikan ini
bertujuan untuk mendidik kader-kader yang dijaring dari kalangan muda
terpelajar. Skill atau keahlianyang harus dimiliki oleh
seorang pengurus atau pengelola sebuah organisasi secara umum mencakup 3 macam
keahlian, yakni: keahlian sosial-kemanusiaan (human skill), keahlian
manajerial (managerial skill), dan keahlian teknis (technical skill).
0 komentar:
Posting Komentar