Senin, 03 Januari 2011

Peluang Dan Tantangan Dakwah Dalam Masyarakat Informasi


PELUANG DAN TANTANGAN DAKWAH DALAM MASYARAKAT INFORMASI: MATERI DAN METODOLOGINYA
Artikel
Jika kita perhatikan dengan seksama, sebenarnya, perkembangan teknologi memang seolah-olah mengulangi perkembanagn kehidupan di muka bumi. Perkembangan teknologi sendiri bergerak dari dominasi teknologi materi (pertanian dan bangunan), ke dominasi teknologi energi (industri dan transportasi) menuju dominasi teknologi komunikasi dan komputasi.
Teknologi modern menyerbu kita bagaikan air bah. Penemuan-penemuan baru yang diharapkan bisa membuat hidup manusia lebih nyaman, lebih sehat, lebih berbahagia, muncul setiap hari. Glen Evans mengatakan bahwa 90 persen dari semua ilmuwan yang pernah ada dalam sejarah manusia, hidup pada masa ini. Tak heran jika penemuan-penemuan baru membanjir setiap hari.

Beberapa contoh dapat dikemukakan, misalnya teknologi komunikasi memungkinkan kita dapat berhubungan satu sama lain secara lebih intens, menyebabkan suatu informasi bisa menyebar seluas-luasnya tanpa mengenal batas-batas wilayah. Teknologi kedokteran membantu manusia membuat organ artifisial seperti kaki buat mereka yang lumpuh, menemukan alternatif euthanasia (membantu pasien yang sakit kronis untuk menghadapi proses kematian tanpa menanggung beban penderitaan fisik yang amat getir), misalnya. Bioteknologi sudah memungkinkan manusia merekayasa genetika tumbuhan, maupun binatang untuk menghasilkan bibit unggul atau meningkatkan produktivitas.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup, kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi, gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya, membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan apa yang dianutnya selama ini.
Perubahan-perubahan mendasar akibat kemajuan iptek antara lain adalah terjadinya globalisasi, Profesionalisasi, individualisasi, materialisasi dan bahkan sekularisasi. Manusia semakin percaya pada kemampuannya. Kecenderungan-kecenderungan ini tentu saja memiliki unsur positif dan negatif.
Dalam menghadapi serbuan macam-macam nilai, keragaman pilihan hidup, dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa menjadi suluh dengan fungsi-fungsi antara lain sebagai faktor pengimbang, penyaring dan pemberi arah dalam hidup.
Sebagai faktor pengimbang, mestinya dakwah bisa membantu kita untuk tidak hanya berkhidmat pada kehidupan duniawi yang kian dimegahkan oleh kemajuan teknologi canggih, tapi tetap menyeimbangkannya dengan kehidupan rohaniah (akhirat). Sebagai penyaring berarti bahwa ia diharapkan dapat membantu kita untuk dapat menetapkan pilihan-pilihan nilai yang lebih manusiawi dan islami, dalam arus perubahan yang terjadi akibat penemuan dan penerapan berbagai teknologi modern. Sebagai pengarah dakwah diharapkan dapat membimbing kita untuk memahami makna hidup yang sesungguhnya. Dengan dakwah, ummat diharapkan tidak mengalami proses kebingungan atau disoriented dalam rumah peradaban dunia yang penuh dinamika.
Dakwah dikatakan menghadapi tantangan besar bukan saja karena kian beragamnya tantangan dan intensitas perubahan zaman yang setiap kali memunculkan pertanyaan dan kajian baru. Tetapi juga mengingat multidimensionalitas kebutuhan maupun kepentingan manusia yang kini cenderung lebih kritis akibat keluasan informasi dan pengalamannya. Kajian dakwah yang multidisipliner menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam era ini peluang berdakwah juga menjadi besar karena jasa iptek (teknologi komunikasi) dapat dipakai bukan saja dalam penyelenggaraan kegiatan berdakwah, tetapi sekaligus dalam proses peyakinan kita akan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah SWT dengan memanfaatkan iptek sebagai instrumennya.
Dalam konteks ini, inti kegiatan berdakwah adalah bagaimana dengan rupa-rupa teknologi modern dan dalam gaya hidup modern, cinta kita pada Allah SWT. dan kepada sesama manusia kian terasa. Kalau begitu bagaimana kegiatan dakwah mesti berkiprah?
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi, kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing “bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop. Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan masyarakat, melainkan hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat dipengaruhinya. Tidak terkecuali bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya suatu masyarakat. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas antara satu negara dengan negara lain, menjadikan minimnya batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu lain yang berada di seluruh penjuru dunia. Mengapa teknologi komunikasi dapat mempengaruhi hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat ? Pertanyaan ini dapat dijawab apabila kita memperhatikan besarnya dampak teknologi komunikasi di masyarakat. Teknologi komunikasi berupa media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat. Dengan demikian, informasi yang berada di dalamnya akan mampu mempengaruhi masyarakat.
Pada bidang politik, media dan perkembangan teknologi komunikasi terlihat jelas dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam media dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mengendalikan masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik penggunaan suatu media. Misalnya adalah pada masa lalu media cetak digunakan untuk kepentingan politis agama. Media cetak berisikan informasi-informasi keagamaan dan pengetahuan untuk mengendalikan masyarakat. Di Indonesia sendiri media penyampai informasi berupa berita seringkali dipengaruhi unsur politis. Penyampaian berita bernilai jurnalistik atau pers seringkali ditekan oleh pemerintahan untuk kepentingan-kepentingan pemerintahan tersebut. Setelah masa kemerdekaan, pers digunakan untuk menyemangati masyarakat Indonesia dalam upayanya mempertahankan kemerdekaan negara. Pada awal masa pemerintahan Orde Lama, pers diberikan kebebasan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Namun, dalam perkembangannya pers mendapat tekanan dari pemerintah untuk tidak melakukan pemberitaan yang menyudutkan atau dianggap merugikan pihak pemerintahan. Dengan demikian, kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Ketika pemerintahan Orde Lama mengalami kejatuhan akibat perlawanan masyarakat, pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan Orde Baru menjanjikan kebebasan bagi pers untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Namun, lagi-lagi hal tersebut hanyalah janji semata karena pemerintahan Orde Baru mendirikan Departemen Penerangan. Departemen yang berada di bawah pemerintahan ini memiliki hak untuk mengatur informasi pers apa yang dapat diedarkan di masyarakat. Informasi yang dianggap merugikan atau mengkritik pemerintahan akan dilarang edar. Seringkali media pers dibubarkan secara paksa oleh Departemen Penerangan. Pada akhirnya, hal ini mendorong munculnya reformasi pemerintahan yang kemudian dimanfaatkan pers untuk merumuskan undang-undang yang mengatur kebebasan pers. Hal ini memberikan kekuatan hukum bagi pers untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya media di dunia.
Pada bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah perilaku sosial dalam masyarakat. Dahulu, masyarakat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini mengakibatkan komunikasi dalam masyarakat menjadi terbatas. Dengan hadirnya media-media baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya, batas-batas yang selama ini hadir dalam masyarakat di dunia menjadi semakin kabur. Masyarakat saat ini dapat menghubungi pihak-pihak lain yang terpisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, menyampaikan informasi melalui surat elektronik atau email, menghubungi seseorang menggunakan telepon seluler, serta melakukan konferensi menggunakan conference call. Hal ini menjadikan arus informasi dalam masyarakat berjalan semakin cepat. Kini bukan hal yang aneh apabila kita melihat seseorang sibuk mengetik SMS ketika berada di angkutan umum ataupun dalam ruang perkuliahan.
Kemampuan teknologi komunikasi seperti media internet yang mengaburkan batas antar negara menjadikan masyarakat suatu negara mampu melakukan interaksi dengan masyarakat negara lainnya. Suatu masyarakat tentunya membawa budaya-budaya tertentu dalam dirinya. Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain menggunakan media internet, budaya dalam masyarakat tersebut akan terbawa ketika melakukan komunikasi. Akibatnya, dapat terjadi pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu masyarakat akibat kuatnya budaya yang dibawa dalam suatu media. Salah satu media yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia adalah media televisi. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam ranah masyarakat seperti gaya berpakaian, berinteraksi, serta pola pikir budaya lain. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi masyarakat yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi di Indonesia adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari gaya berpakaian anak muda di Jakarta yang menyerupai gaya berpakaian di catwalk Eropa. Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak. Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dalam masyarakat tersebut.
Untuk itulah, pemanfaatan teknologi komunikasi dalam masyarakat harus diawasi dengan baik sehingga penggunaannya lebih memberikan manfaat dalam masyarakat, bukannya lebih besar keburukannya. Hal ini menjadi penting terutama ketika melihat implikasi yang dapat diberikan perkembangan teknologi komunikasi tersebut dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Setelah kita memahami penjelasan diatas kita mesti memahami juga akan peluang serta tentangan dakwah itu sendiri dengan memperhatikan penjelasan di bawah ini:
A.    Peluang Dakwah
Dalam hidup di dunia ini, sepanjang sejarah peradaban manusia, selalu ditemukan empat kategori kesadaran mereka dalam menetapkan orientasi hidupnya.
Pertama, Orang yang seluruh perhatiannya didominasi oleh keinginan-keinginan dan usaha untuk mendapatkan kekayaan materi sebanyak-banyaknya, terpenuhinya segala kebutuhan materi menjadi tujuan hidupnya.
Kedua, orang yang terobsesi kesenangan dan menikmati duniawi, mengejar kepuasan sahwat semata-mata, terpenuhinya segala macam kesenangan dan kenikmatan adalah puncak idealnya.
Ketiga, orang yang kehilangan orientasi dan tujuan hidup, hidupnya dilalui tanpa tujuan apa-apa.
Keempat, orang yang menemukan makna, tujuan hidupnya yang luhur, status, profesi dan prestasi yang dimilikinya, tidak mengaburkan tujuan akhir hidupnya, yaitu keselamatan dan kebahagian ukhrawi.
Peluang dakwah dalam kehidupan di era informasi, ada tiga faktor strategis dalam kehidupan modern di Indonesia, yaitu :
Ø  Pada sektor keilmuan dan teknologi dengan berkembangnya semangat religiusitas (keislaman di kampus-kampus dan pusat-pusat kajian.
Ø  Pada sektor kekuasaan politik dan birokrasi dengan tumbuhnya semangat religiusitas dari pusat pemerintahan sampai ke desa-desa.
Ø  Pada sektor bisnis dan industri dengan mulai banyaknya keterlibatan tokoh-tokoh pelaku bisnis dan industrialisasi tingkat nasional dalam kegiatan dakwah dan pemberian fasilitas dakwah di pusat-pusat kegiatan kerja mereka.
Dakwah Islam yang mempunyai akses kuat dengan ketiga sektor strategis tersebut akan mempunyai peluang yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, dan tentunya strategis karena dakwah tidak hanya bertujuan semata-mata menanamkan doktrim dan nilai-nilai Islam, tetapi banyak mengaktualisasikan doktrim dan nilai-nilai keislaman tersebut ke dalam realias sosial, sehingga agama tidak hanya menjadi faktor normatif dalam realitas kehidupan, tetapi juga sebagai faktor lain yang relevan dan signifikan seperti faktor motivatif, fakor inovatif dan faktor integratif. Dengan demikian dakwah secara fungsional lebih berperan dalam proses tranformasi dan mempunyai pengaruh yang lebih efektif dalam dinamika kehidupan.
B.     Tantangan Dakwah
Setiap usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai setiap tujuan pastilah mendapat hambatan dan tantangan dalam rangka untuk mewujudkannya, apalagi dalam melaksanakan sebuah missi suci berupa dakwah atau seruan demi tegaknya hukum Tuhan di muka bumi. Tantangan-tantangan dalam rangka suksesnya dakwah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita saat ini antara lain adalah :
1.      Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat saat ini telah melahirkan apa yang disebut dengan era globalisasi, yaitu sebuah era yang menjadikan bumi ini ibarat sebuah desa kecil dimana semua penduduk saling mengetahui apa yang terjadi di desanya. Saat ini semua ummat manusia pada satu belahan bumi mengetahui secara persis apa yang terjadi pada belahan bumi yang lainnya, sebagai dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kemajuan ulmu pengetahuan dan tekhnologi ini berupa tekhnologi informasi dan komunikasi dengan ciri komputerisasi, tekhnologi ruang angkasa dengan ciri penginderaan jarak jauh, tekhnologi hayati dengan ciri utamanya rekayasa genetic. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini selain membawa dampak positif bagi ummat manusia berupa kemudahan dalam melaksanakan semua urusan, ternyata juga menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan ummat manusia seperti rasa keterasingan, kecemasan, kegersangan hidup, terjadinya dekadensi moral, keretakan keluarga dan bahkan menambah jumlah penderitaan gangguan kejiwaan dan saraf. Dampak positif dan negative dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini tentu menjadi tantangan tersediri bagi pelaksanaan dakwah islamiyah.
2.      Serangan Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Kelumpuhan ummat Islam saat ini salah satunya adalah disebabkan derasnya intervensi dari luar terhadap keberadaan ummat Islam. Serangan paling deras adalah dilakukan oleh oknum-oknum atau golongan yang tidak menyukai tumbuh dan berkembangnya ummat Islam sebagai salah satu kekuatan dunia. Intervensi itu dilakukan dalam bentuk serangan pemikiran dengan mencopot akar-akar aqidah dari dalam individu dan masayarakat Muslim. Akibatnya ummat Islam lumpuh, dekandensi moral terjadi, dan ummat Islampun tidak lagi menyadari kehebatan dan kedahsyatan ajaran agamanya.
3.      Gerakan Pemurtadan
Gerakan pemurtadan terhadap kaum muslimin Indonesia cukup menghebat, diprogramkan sedemikian rupa, dengan dukungan dana yang cukup besar. Pokoknya ummat Islam Indonesia bukan hanya berhadapan dengan kaum Kristen domestic tetapi juga berhadapan dengan kaum Kristen internasional yang secara sistematis dan concern melakukan pekabaran injil di sini.
4.      Imperialisme Budaya Asing
Sebagai salah satu akibat langsung dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui informasi dan komunikasi yang sangat dekat dengan setiap individu Muslim Indonesia adalah masuknya budaya asing langsung ke dalam rumah tangga Muslim melalui media Televisi dan lain sebagainya. Akibatnya anak-anak muda generasi masa depan bangsa larut dan mencontoh budaya-budaya asing tersebut, padahal budaya-budaya asing tersebut bertentangan dengan budaya bangsa dan agama.
5.      Kehidupan Yang Permisif
Salah satu bentuk kecenderungan yang permisif ini adalah meningkatnya kasus-kasus pengguguran kandungan di kalangan perempuan dan mahasiswi, maraknya hamil di luar nikah, dan kumpul kebo. Kecenderungan seperti ini adalah merupakan dominasi pengaruh aspek fisik (materi) pada diri mereka yang mengalahkan fithrahnya. Padahal manusia, dalam fithrahnya, memiliki sekumpulan unsur surgawi yang luhur, yang berbeda dengan unsure-unsur badani yang ada pada binatang, tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa. Unsur-unsur itu merupakan suatu senyawa antara alam nyata dan metafisis , antara rasa dan non rasa (materi), antara jiwa dan raga. (Muradha Mthahhari).
Tidak sampai itu saja mengenai tantangan dakwah, setelah saya menelusuri informasi serta data-data serta pengetahuan yang saya dapatkan maka saya dapat menambah kembali tentang tantangan dakwah itu sendiri yakni sebagai berikut:
Pertama, tantangan sosio-ekonomi yang memberi isyarat bahwa penduduk dunia sekarang berjumlah kurang lebih 6 miliyar, dimana sekitar 30 % adalah muslim, sebahagian mereka berada di negara sedang berkembang atau dibelahan dunia bagian selatan.
Kedua, tantangan sain dan teknologi yang karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, maka corak kehidupan akan terkurung dalam sistem kompleks dari business science technology, dengan tujuan menghasilkan produk lebih banyak dengan pekerja lebih sedikit. Sedangkan unsur emosional dan spiritual tidak diperhitungkan.
Ketiga, Tantangan etis relegius. Sebagai korban kehidupan dalam modernisasi materialis, maka konsekwensinya adalah terjadinya suatu pergeseran kemauan masyarakat dari kemauan alami (natural will) menjadi kemauan rasional (rasional will) Dalam proses perubahan ini, kehidupan emosional manusia mengalami erosi dan berlanjut pada pemiskinan spiritual.

Setelah kita mengetahui akan peluang serta tantangan dari Dakwah itu sendiri yang berkaitan erat denga teknologi atau informasi maka langkah yang selanjutnya mesti kita perhatikan serta jita lakukan yakni mengatur hal-hal yang berkaitan dengan metode serta pemberian materi pada masyarakat agar informasi yang dominannya dengan tekonolgi itu bias kita manfaatkan secara maksimal.
Pada hakekatnya metode dan sarana untuk berdakwah sangat banyak dan luas atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang bisa dikerjakan oleh manusia dan apa yang ada di muka bumi ini selagi tidak berbenturan dengan doktrin Islam, maka hal itu boleh dijadikan sebagai metode dan sarana untuk berdakwah.
Ketentuan di atas apabila dakwah itu sendiri tidak diartikan dengan makna yang sempit, seperti yang telah diyakini oleh sebagian kalangan komunitas muslim. Dengan menggembar-gemborkan dakwah harus secara formalitas, seperti berpakaian gamis, kopiyah menempel di atas kepala, dengan jenggot menghelai panjang, tasbih menggayut ditangan kanan dan keliling berjalan kaki door to door.
Diantara metode tersebut seperti ngobrol-ngobrol di kafe, diskusi lintas agama, kunsultasi via alat komunikasi, mengadakan arisan bersama, rihlah ilmiyah dan lain sebagainya adalah termasuk metode berdakwah jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil. Begitu juga dunia kesenian, kebudayaan, pariwisata, entertainemen dengan segala pernak-perniknya, termasuk sarana untuk berdakwah, menurut pemahaman dakwah dalam makna yang luas sebagaimana dalam arti terminologi di atas.
Langakh pasti yang mesti kita lakukan adalah dengan memperhatikan materi dakwah yang akan kita sampaikan kepada para mad’u. diusahakan materi yang kita sampaikan itu tidak monoton atau bersifat monoton atau klise sehingga pada akhirnya menimbulkan kejenuhan bagi masyarakat atau mad’u itu sendiri. Seorang da’I mesti sedikitnya mengusasi hal-hal yang berkaitan dengan Iptek agar masyarakat mengetahui sedikitnya permasalahn-permasalahan secara global serta akan mengetahui keadaan dunia luar.
Tidak hanya samapi disana saja, seorang da’i  pun dalam melakukan pendekatan dan metode dakwahnya mesti mampu menguasai kondisi atau situasi para mad’u serta pendekatan atau metode yang digunakan dapat mencapai sasaran.
Referensi:
Oleh : Drs. H. Ahmad Supardi Hasibuan, MA.
(Sumber: jurnalistik dakwah, Asep syamsul M. Romli) .
Syakir, SMA Persis1 Bandung, FORISTIC Indonesia
Hasan, Muhammad Thaha, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman. Cet. IV; Jakarta : Lenterabora Press 2003.
Lena Ellitan. Sistem Informasi Managemen. Bandung : Alfabeta 200



0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More