PELUANG DAN TANTANGAN DAKWAH DALAM MASYARAKAT INFORMASI:
MATERI DAN METODOLOGINYA
Artikel
Jika kita perhatikan dengan seksama, sebenarnya, perkembangan
teknologi memang seolah-olah mengulangi perkembanagn kehidupan di muka bumi.
Perkembangan teknologi sendiri bergerak dari dominasi teknologi materi
(pertanian dan bangunan), ke dominasi teknologi energi (industri dan
transportasi) menuju dominasi teknologi komunikasi dan komputasi.
Teknologi modern menyerbu kita bagaikan air bah.
Penemuan-penemuan baru yang diharapkan bisa membuat hidup manusia lebih nyaman,
lebih sehat, lebih berbahagia, muncul setiap hari. Glen Evans mengatakan bahwa
90 persen dari semua ilmuwan yang pernah ada dalam sejarah manusia, hidup pada
masa ini. Tak heran jika penemuan-penemuan baru membanjir setiap hari.
Beberapa contoh dapat dikemukakan, misalnya teknologi
komunikasi memungkinkan kita dapat berhubungan satu sama lain secara lebih
intens, menyebabkan suatu informasi bisa menyebar seluas-luasnya tanpa mengenal
batas-batas wilayah. Teknologi kedokteran membantu manusia membuat organ
artifisial seperti kaki buat mereka yang lumpuh, menemukan alternatif
euthanasia (membantu pasien yang sakit kronis untuk menghadapi proses kematian
tanpa menanggung beban penderitaan fisik yang amat getir), misalnya.
Bioteknologi sudah memungkinkan manusia merekayasa genetika tumbuhan, maupun
binatang untuk menghasilkan bibit unggul atau meningkatkan produktivitas.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang,
ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup,
kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama
manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses
penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang
diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi,
gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya,
membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan
apa yang dianutnya selama ini.
Perubahan-perubahan mendasar akibat kemajuan iptek antara
lain adalah terjadinya globalisasi, Profesionalisasi, individualisasi,
materialisasi dan bahkan sekularisasi. Manusia semakin percaya pada
kemampuannya. Kecenderungan-kecenderungan ini tentu saja memiliki unsur positif
dan negatif.
Dalam menghadapi serbuan macam-macam nilai, keragaman pilihan
hidup, dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa
menjadi suluh dengan fungsi-fungsi antara lain sebagai faktor pengimbang,
penyaring dan pemberi arah dalam hidup.
Sebagai faktor pengimbang, mestinya dakwah bisa membantu kita
untuk tidak hanya berkhidmat pada kehidupan duniawi yang kian dimegahkan oleh
kemajuan teknologi canggih, tapi tetap menyeimbangkannya dengan kehidupan
rohaniah (akhirat). Sebagai penyaring berarti bahwa ia diharapkan dapat
membantu kita untuk dapat menetapkan pilihan-pilihan nilai yang lebih manusiawi
dan islami, dalam arus perubahan yang terjadi akibat penemuan dan penerapan
berbagai teknologi modern. Sebagai pengarah dakwah diharapkan dapat membimbing
kita untuk memahami makna hidup yang sesungguhnya. Dengan dakwah, ummat
diharapkan tidak mengalami proses kebingungan atau disoriented dalam rumah
peradaban dunia yang penuh dinamika.
Dakwah dikatakan menghadapi tantangan besar bukan saja karena
kian beragamnya tantangan dan intensitas perubahan zaman yang setiap kali
memunculkan pertanyaan dan kajian baru. Tetapi juga mengingat
multidimensionalitas kebutuhan maupun kepentingan manusia yang kini cenderung
lebih kritis akibat keluasan informasi dan pengalamannya. Kajian dakwah yang
multidisipliner menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam era ini peluang
berdakwah juga menjadi besar karena jasa iptek (teknologi komunikasi) dapat
dipakai bukan saja dalam penyelenggaraan kegiatan berdakwah, tetapi sekaligus
dalam proses peyakinan kita akan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah SWT dengan
memanfaatkan iptek sebagai instrumennya.
Dalam konteks ini, inti kegiatan berdakwah adalah bagaimana
dengan rupa-rupa teknologi modern dan dalam gaya hidup modern, cinta kita pada
Allah SWT. dan kepada sesama manusia kian terasa. Kalau begitu bagaimana
kegiatan dakwah mesti berkiprah?
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan
dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima
akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan
kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan
sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada
kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih
berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita
kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi,
kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing
“bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari
benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai
pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop.
Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan
tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat
dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud
ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada
sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat
dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan
demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai
bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena
kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari
posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang
kehidupan masyarakat, melainkan hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat
dipengaruhinya. Tidak terkecuali bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya
suatu masyarakat. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang
semakin mengaburkan batas antara satu negara dengan negara lain, menjadikan
minimnya batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu lain yang
berada di seluruh penjuru dunia. Mengapa teknologi komunikasi dapat mempengaruhi
hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat ? Pertanyaan ini dapat dijawab
apabila kita memperhatikan besarnya dampak teknologi komunikasi di masyarakat.
Teknologi komunikasi berupa media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan
pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat. Dengan demikian,
informasi yang berada di dalamnya akan mampu mempengaruhi masyarakat.
Pada bidang politik, media dan perkembangan teknologi
komunikasi terlihat jelas dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan.
Informasi yang berada dalam media dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk
mengendalikan masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik
penggunaan suatu media. Misalnya adalah pada masa lalu media cetak digunakan
untuk kepentingan politis agama. Media cetak berisikan informasi-informasi
keagamaan dan pengetahuan untuk mengendalikan masyarakat. Di Indonesia sendiri
media penyampai informasi berupa berita seringkali dipengaruhi unsur politis.
Penyampaian berita bernilai jurnalistik atau pers seringkali ditekan oleh
pemerintahan untuk kepentingan-kepentingan pemerintahan tersebut. Setelah masa
kemerdekaan, pers digunakan untuk menyemangati masyarakat Indonesia dalam
upayanya mempertahankan kemerdekaan negara. Pada awal masa pemerintahan Orde
Lama, pers diberikan kebebasan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat.
Namun, dalam perkembangannya pers mendapat tekanan dari pemerintah untuk tidak
melakukan pemberitaan yang menyudutkan atau dianggap merugikan pihak
pemerintahan. Dengan demikian, kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat
diketahui oleh masyarakat luas. Ketika pemerintahan Orde Lama mengalami
kejatuhan akibat perlawanan masyarakat, pemerintahan selanjutnya yaitu
pemerintahan Orde Baru menjanjikan kebebasan bagi pers untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Namun, lagi-lagi hal tersebut hanyalah janji
semata karena pemerintahan Orde Baru mendirikan Departemen Penerangan.
Departemen yang berada di bawah pemerintahan ini memiliki hak untuk mengatur
informasi pers apa yang dapat diedarkan di masyarakat. Informasi yang dianggap
merugikan atau mengkritik pemerintahan akan dilarang edar. Seringkali media
pers dibubarkan secara paksa oleh Departemen Penerangan. Pada akhirnya, hal ini
mendorong munculnya reformasi pemerintahan yang kemudian dimanfaatkan pers
untuk merumuskan undang-undang yang mengatur kebebasan pers. Hal ini memberikan
kekuatan hukum bagi pers untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan
pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan
teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah
media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi.
Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi
seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media.
Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media
tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara.
Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya
media di dunia.
Pada bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah
mengubah perilaku sosial dalam masyarakat. Dahulu, masyarakat dibatasi oleh
ruang dan waktu. Hal ini mengakibatkan komunikasi dalam masyarakat menjadi
terbatas. Dengan hadirnya media-media baru seperti jaringan internet, telepon
seluler, dan lain sebagainya, batas-batas yang selama ini hadir dalam masyarakat
di dunia menjadi semakin kabur. Masyarakat saat ini dapat menghubungi
pihak-pihak lain yang terpisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, menyampaikan
informasi melalui surat elektronik atau email, menghubungi seseorang
menggunakan telepon seluler, serta melakukan konferensi menggunakan conference
call. Hal ini menjadikan arus informasi dalam masyarakat berjalan semakin
cepat. Kini bukan hal yang aneh apabila kita melihat seseorang sibuk mengetik
SMS ketika berada di angkutan umum ataupun dalam ruang perkuliahan.
Kemampuan teknologi komunikasi seperti media internet yang
mengaburkan batas antar negara menjadikan masyarakat suatu negara mampu
melakukan interaksi dengan masyarakat negara lainnya. Suatu masyarakat tentunya
membawa budaya-budaya tertentu dalam dirinya. Dengan demikian, ketika terjadi
interaksi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain menggunakan media
internet, budaya dalam masyarakat tersebut akan terbawa ketika melakukan
komunikasi. Akibatnya, dapat terjadi pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu
masyarakat akibat kuatnya budaya yang dibawa dalam suatu media. Salah satu
media yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat
Indonesia adalah media televisi. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam
ranah masyarakat seperti gaya berpakaian, berinteraksi, serta pola pikir budaya
lain. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi
masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh
dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi
masyarakat yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian.
Budaya barat yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat
Indonesia yang memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki
tingkat terpaan tinggi di Indonesia adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat
perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat,
terlihat dari gaya berpakaian anak muda di Jakarta yang menyerupai gaya
berpakaian di catwalk Eropa. Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya
yang meresahkan masyarakat Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang
semakin banyak dapat mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang
menampilkan adegan kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan
mudah ditiru oleh anak-anak. Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dalam
masyarakat tersebut.
Untuk itulah, pemanfaatan teknologi komunikasi dalam
masyarakat harus diawasi dengan baik sehingga penggunaannya lebih memberikan
manfaat dalam masyarakat, bukannya lebih besar keburukannya. Hal ini menjadi
penting terutama ketika melihat implikasi yang dapat diberikan perkembangan
teknologi komunikasi tersebut dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Setelah kita memahami penjelasan diatas kita mesti memahami
juga akan peluang serta tentangan dakwah itu sendiri dengan memperhatikan
penjelasan di bawah ini:
A. Peluang
Dakwah
Dalam hidup di dunia ini, sepanjang sejarah peradaban
manusia, selalu ditemukan empat kategori kesadaran mereka dalam menetapkan
orientasi hidupnya.
Pertama, Orang yang seluruh perhatiannya didominasi oleh
keinginan-keinginan dan usaha untuk mendapatkan kekayaan materi
sebanyak-banyaknya, terpenuhinya segala kebutuhan materi menjadi tujuan
hidupnya.
Kedua, orang yang terobsesi kesenangan dan menikmati duniawi,
mengejar kepuasan sahwat semata-mata, terpenuhinya segala macam kesenangan dan
kenikmatan adalah puncak idealnya.
Ketiga, orang yang kehilangan orientasi dan tujuan hidup, hidupnya
dilalui tanpa tujuan apa-apa.
Keempat, orang yang menemukan makna, tujuan hidupnya yang luhur,
status, profesi dan prestasi yang dimilikinya, tidak mengaburkan tujuan akhir
hidupnya, yaitu keselamatan dan kebahagian ukhrawi.
Peluang dakwah dalam kehidupan di era informasi, ada tiga
faktor strategis dalam kehidupan modern di Indonesia, yaitu :
Ø Pada
sektor keilmuan dan teknologi dengan berkembangnya semangat religiusitas
(keislaman di kampus-kampus dan pusat-pusat kajian.
Ø Pada
sektor kekuasaan politik dan birokrasi dengan tumbuhnya semangat religiusitas
dari pusat pemerintahan sampai ke desa-desa.
Ø Pada
sektor bisnis dan industri dengan mulai banyaknya keterlibatan tokoh-tokoh
pelaku bisnis dan industrialisasi tingkat nasional dalam kegiatan dakwah dan
pemberian fasilitas dakwah di pusat-pusat kegiatan kerja mereka.
Dakwah Islam yang mempunyai akses kuat dengan ketiga sektor
strategis tersebut akan mempunyai peluang yang cukup besar dalam kehidupan
masyarakat dewasa ini, dan tentunya strategis karena dakwah tidak hanya
bertujuan semata-mata menanamkan doktrim dan nilai-nilai Islam, tetapi banyak
mengaktualisasikan doktrim dan nilai-nilai keislaman tersebut ke dalam realias
sosial, sehingga agama tidak hanya menjadi faktor normatif dalam realitas
kehidupan, tetapi juga sebagai faktor lain yang relevan dan signifikan seperti
faktor motivatif, fakor inovatif dan faktor integratif. Dengan demikian dakwah
secara fungsional lebih berperan dalam proses tranformasi dan mempunyai
pengaruh yang lebih efektif dalam dinamika kehidupan.
B. Tantangan
Dakwah
Setiap usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai
setiap tujuan pastilah mendapat hambatan dan tantangan dalam rangka untuk
mewujudkannya, apalagi dalam melaksanakan sebuah missi suci berupa dakwah atau
seruan demi tegaknya hukum Tuhan di muka bumi. Tantangan-tantangan dalam rangka
suksesnya dakwah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita saat ini antara
lain adalah :
1. Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat
saat ini telah melahirkan apa yang disebut dengan era globalisasi, yaitu sebuah
era yang menjadikan bumi ini ibarat sebuah desa kecil dimana semua penduduk
saling mengetahui apa yang terjadi di desanya. Saat ini semua ummat manusia
pada satu belahan bumi mengetahui secara persis apa yang terjadi pada belahan
bumi yang lainnya, sebagai dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Kemajuan ulmu pengetahuan dan tekhnologi ini berupa tekhnologi
informasi dan komunikasi dengan ciri komputerisasi, tekhnologi ruang angkasa
dengan ciri penginderaan jarak jauh, tekhnologi hayati dengan ciri utamanya
rekayasa genetic. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini selain membawa
dampak positif bagi ummat manusia berupa kemudahan dalam melaksanakan semua
urusan, ternyata juga menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan ummat
manusia seperti rasa keterasingan, kecemasan, kegersangan hidup, terjadinya
dekadensi moral, keretakan keluarga dan bahkan menambah jumlah penderitaan
gangguan kejiwaan dan saraf. Dampak positif dan negative dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi ini tentu menjadi tantangan tersediri bagi
pelaksanaan dakwah islamiyah.
2. Serangan
Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Kelumpuhan ummat Islam saat ini salah satunya adalah
disebabkan derasnya intervensi dari luar terhadap keberadaan ummat Islam.
Serangan paling deras adalah dilakukan oleh oknum-oknum atau golongan yang
tidak menyukai tumbuh dan berkembangnya ummat Islam sebagai salah satu kekuatan
dunia. Intervensi itu dilakukan dalam bentuk serangan pemikiran dengan mencopot
akar-akar aqidah dari dalam individu dan masayarakat Muslim. Akibatnya ummat
Islam lumpuh, dekandensi moral terjadi, dan ummat Islampun tidak lagi menyadari
kehebatan dan kedahsyatan ajaran agamanya.
3. Gerakan
Pemurtadan
Gerakan pemurtadan terhadap kaum muslimin Indonesia cukup
menghebat, diprogramkan sedemikian rupa, dengan dukungan dana yang cukup besar.
Pokoknya ummat Islam Indonesia bukan hanya berhadapan dengan kaum Kristen
domestic tetapi juga berhadapan dengan kaum Kristen internasional yang secara
sistematis dan concern melakukan pekabaran injil di sini.
4. Imperialisme
Budaya Asing
Sebagai salah satu akibat langsung dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi melalui informasi dan komunikasi yang sangat dekat
dengan setiap individu Muslim Indonesia adalah masuknya budaya asing langsung
ke dalam rumah tangga Muslim melalui media Televisi dan lain sebagainya.
Akibatnya anak-anak muda generasi masa depan bangsa larut dan mencontoh
budaya-budaya asing tersebut, padahal budaya-budaya asing tersebut bertentangan
dengan budaya bangsa dan agama.
5. Kehidupan
Yang Permisif
Salah satu bentuk kecenderungan yang permisif ini adalah
meningkatnya kasus-kasus pengguguran kandungan di kalangan perempuan dan
mahasiswi, maraknya hamil di luar nikah, dan kumpul kebo. Kecenderungan seperti
ini adalah merupakan dominasi pengaruh aspek fisik (materi) pada diri mereka
yang mengalahkan fithrahnya. Padahal manusia, dalam fithrahnya, memiliki
sekumpulan unsur surgawi yang luhur, yang berbeda dengan unsure-unsur badani
yang ada pada binatang, tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa. Unsur-unsur itu
merupakan suatu senyawa antara alam nyata dan metafisis , antara rasa dan non
rasa (materi), antara jiwa dan raga. (Muradha Mthahhari).
Tidak sampai itu saja mengenai tantangan dakwah, setelah saya
menelusuri informasi serta data-data serta pengetahuan yang saya dapatkan maka
saya dapat menambah kembali tentang tantangan dakwah itu sendiri yakni sebagai
berikut:
Pertama, tantangan sosio-ekonomi yang memberi isyarat bahwa penduduk
dunia sekarang berjumlah kurang lebih 6 miliyar, dimana sekitar 30 % adalah
muslim, sebahagian mereka berada di negara sedang berkembang atau dibelahan
dunia bagian selatan.
Kedua, tantangan sain dan teknologi yang karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terus berkembang, maka corak kehidupan akan terkurung
dalam sistem kompleks dari business science technology, dengan tujuan
menghasilkan produk lebih banyak dengan pekerja lebih sedikit. Sedangkan unsur
emosional dan spiritual tidak diperhitungkan.
Ketiga, Tantangan etis relegius. Sebagai korban kehidupan dalam
modernisasi materialis, maka konsekwensinya adalah terjadinya suatu pergeseran
kemauan masyarakat dari kemauan alami (natural will) menjadi kemauan rasional
(rasional will) Dalam proses perubahan ini, kehidupan emosional manusia
mengalami erosi dan berlanjut pada pemiskinan spiritual.
Setelah kita mengetahui akan peluang serta tantangan dari
Dakwah itu sendiri yang berkaitan erat denga teknologi atau informasi maka
langkah yang selanjutnya mesti kita perhatikan serta jita lakukan yakni
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan metode serta pemberian materi pada
masyarakat agar informasi yang dominannya dengan tekonolgi itu bias kita
manfaatkan secara maksimal.
Pada hakekatnya metode dan sarana untuk berdakwah sangat
banyak dan luas atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang
bisa dikerjakan oleh manusia dan apa yang ada di muka bumi ini selagi tidak
berbenturan dengan doktrin Islam, maka hal itu boleh dijadikan sebagai metode
dan sarana untuk berdakwah.
Ketentuan di atas apabila dakwah itu sendiri tidak diartikan
dengan makna yang sempit, seperti yang telah diyakini oleh sebagian kalangan
komunitas muslim. Dengan menggembar-gemborkan dakwah harus secara formalitas, seperti
berpakaian gamis, kopiyah menempel di atas kepala, dengan jenggot menghelai
panjang, tasbih menggayut ditangan kanan dan keliling berjalan kaki door to
door.
Diantara
metode tersebut seperti ngobrol-ngobrol di kafe, diskusi lintas agama,
kunsultasi via alat komunikasi, mengadakan arisan bersama, rihlah ilmiyah dan
lain sebagainya adalah termasuk metode berdakwah jika di dalamnya terdapatnya
unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil. Begitu juga
dunia kesenian, kebudayaan, pariwisata, entertainemen dengan segala
pernak-perniknya, termasuk sarana untuk berdakwah, menurut pemahaman dakwah
dalam makna yang luas sebagaimana dalam arti terminologi di atas.
Langakh pasti yang mesti kita lakukan adalah
dengan memperhatikan materi dakwah yang akan kita sampaikan kepada para mad’u.
diusahakan materi yang kita sampaikan itu tidak monoton atau bersifat monoton
atau klise sehingga pada akhirnya menimbulkan kejenuhan bagi masyarakat atau
mad’u itu sendiri. Seorang da’I mesti sedikitnya mengusasi hal-hal yang
berkaitan dengan Iptek agar masyarakat mengetahui sedikitnya
permasalahn-permasalahan secara global serta akan mengetahui keadaan dunia
luar.
Tidak hanya samapi disana saja, seorang da’i pun dalam melakukan pendekatan dan metode
dakwahnya mesti mampu menguasai kondisi atau situasi para mad’u serta
pendekatan atau metode yang digunakan dapat mencapai sasaran.
Referensi:
Oleh : Drs. H. Ahmad Supardi Hasibuan, MA.
(Sumber: jurnalistik dakwah, Asep syamsul M.
Romli) .
Syakir, SMA Persis1 Bandung, FORISTIC Indonesia
Hasan, Muhammad Thaha, Prospek Islam dalam
Menghadapi Tantangan Zaman. Cet. IV; Jakarta : Lenterabora Press 2003.
Lena Ellitan. Sistem Informasi Managemen. Bandung
: Alfabeta 200
0 komentar:
Posting Komentar