Selasa, 02 Agustus 2011

Laporan Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
LAPORAN PENELITIAN DI SPBU PANGHEGAR
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
      Tempat pengisian bahan bakar bernama SPBU yang merupakan singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum sudah bukan menjadi tempat yang susah ditemui. Pasti kita semua tahu lokasi terdekat dari rumah, guna mengantisipasi kejadian mogok karena kehabisan bensin. Berikut Sejarah SPBU dan SPBU pertama di dunia:
      Dimulai dari sebuah era dimana lalu-lintas di Amerika mulai banyak menggunakan kuda ataupun kereta kuda. Setelah ditemukannya minyak dan kendaraan berbahan bakar gasolin maka para pengendara mulai berburu tempat penjualan gasolin seperti toko serba ada ataupun toko besi yang menjual bahan bakar tersebut serta pelumas.
    Pada tahun 1907, John McLean seorang manajer penjualan Standar Oil Co (California) di Seattle – kelak menjadi Chevron, mendapatkan ide cemerlang. Ia memasang tangki berkapasitas 30 galon lalu menyambungkannya dengan selang untuk mengalirkan gasolin serta diujung selang ia memasang gelas ukur untuk menakar jumlah gasolin yang akan dijual kepada pembeli.

Dengan dilengkapi atap dari kanvas, jalur kendaraan serta meteran untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dijual maka jadilah sebuah SPBU pertama di dunia. Meskipun pada awalnya banyak mendapat perlawanan dari pemerintah lokal karena takut akan bahaya kebakaran namun masyarakat begitu terbuai dengan pelayanan SPBU ini.
Tahun 1914, Standard mengoperasikan 34 SPBU dan mereka menyebutnya pada waktu itu dengan istilah berada di 6 kota di California. Dengan ditambahkannya fasilitas air bersih dan udara bagi ban kendaraan secara gratis maka berkembang menjadi stasiun layanan bahan bakar. Para pemilik kendaraan begitu tertarik mengunjungi SPBU jenis ini karena pemandangan dan model tamannya yang banyak diiikuti oleh seluruh SPBU milik Standard selama Perang Dunia I setelah Presiden Woodrow Wilson meminta warga Amerika untuk menjalankan gerakan taman rumah.
Rival Jarak Jauh
Periode pasca perang merupakan saat yang dramatis bagi pertumbuhan bisnis SPBU perusahaan ini. Akhir tahun 1919, Standard Oil Co (California) memiliki 218 SPBU yang tersebar di Washington, Oregon, California, Nevada serta Arizona yang jumlah ini adalah lebih banyak dari jumlah SPBU 3 perusahaan pesaingnya jika digabungkan.
Empat tahun kemudian jumlah SPBU milik perusahaan ini bertambah menjadi 700 unit yang tersebar di lima negara bagian tadi.
Dengan terus meningkatnya sistem jalan raya maka semakin mendorong para pemilik kendaraan untuk bepergian dengan jarak yang jauh. Oleh karenanya Standard menarik para pemilik kendaraan dengan menambahkan fasilitas kenyamanan di SPBUnya seperti ruang istirahat dan air minum dingin saat cuaca panas. Fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah pemeriksaan oli dan pembersihan karburator.
One-stop motoring
Standard memperkenalkan Standard Lubrication System yang terdiri dari 31 operasi terpisah dan belasan produk lainnya dengan harga sama di semua SPBU milik Standard pada awal 1928. Dengan terus ditambahkannya berbagai fasilitas layanan seperti pemeriksaan ban, lampu kendaraan, serta baterai kendaraan maka Standard telah mempelopori usaha layanan one stop motoring.
Layanan ini bersamaan dengan didirikannya Standard Stations Inc, sebuah anak perusahaan yang mengoperasikan seluruh fasilitas SPBU pada tahun 1931. Tanda SPBU ini berupa lampu neon berwarna merah, putih dan biru membentuk logo chevron (tanda kepangkatan). Saat Amerika memasuki depresi ekonomi maka Standard mulai fokus pada peningkatan bisnis melalui standarisasi, tampilan menarik dan mudah dikenali, kualitas produk, layanan superior dan beroperasi secara efisien.
Tampilan Harmoni
SPBU milik Standard Oil Co. of California didesain untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya Standard membangun sebuah SPBU dengan type outdoor untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pegunungan dan alam pedesaan di Amerika Serikat bagian barat.
Setelah Perang Dunia II, perusahaan meluncurkan Program SPBU Chevron di fasilitas yang dioperasikan oleh dealer swasta. Program ini bertujuan untuk memperkuat pengenalan konsumen atas BBM dan brand Chevron. Upaya pemasaran yang dilakukan Standard terus tumbuh pada akhir 1940an saat anak perusahaan ini mengoperasikan 2.360 SPBU Calso (California Standard Oil) di Timur Laut AS. Sepuluh tahun kemudian perusahaan ini mengubah brand SPBU Calso menjadi Chevron.
Pertumbuhan jaringan SPBU terus meningkat pada tahun 1961 saat Standard of Kentucky menjadi anggota keluarga Standard Oil Company of California. Dengan jumlah SPBU mencapai 8.500 unit, Standard of Kentucky terus memimpin persaingan dalam bisnis produk BBM di lima negara bagian yaitu Kentucky, Georgia, Florida, Alabama dan Mississippi.
Logo Kesuksesan
Tahun 1969, 2 tahun setelah dilakukan studi identitas korporat, Standard membuat logo baru berupa dua garis tebal berwarna biru dan merah sejajar menyerupai huruf V dengan kata Chevron diatasnya. Logo ini disebar di seluruh SPBU, pabrik pengepakan, kendaraan, kantor maupun kapal tempat dimana perusahaan ini melakukan usahanya yang mencerminkan tujuan terbaik yang dicapai di masa lalu, kualitas esensial perusahaan, serta menjadi perusahaan energi global di masa depan.
Menggabungkan citra
Tahun 1970an, Standard Oil Co of California memperkenalkan jenis SPBU Hallmark dan Suburban. Desain SPBU Hallmark bercirikan atap yang rata dan bersih dengan garis-garis kontemporer sedangkan SPBU Suburban atapnya mirip dengan bangunan perumahan penduduk.
Dimanapun Standard beroperasi maka yang terbayang adalah perusahaan yang memberikan citra modern, berorientasi teknis, dan berskala internasional. Keseragaman arsitektur, tata letak, logo perusahaan dan warna memudahkan pemilik kendaraan mengenali SPBU Chevron dan kualitas bahan bakar yang dijualnya.
Saat Chevron merger dengan Gulf Corporation maka 3.600 unit SPBU milik Gulf mengadopsi brand Chevron yang bernama ”Hallmark 21”. Saat yang sama ada sejumlah kecil SPBU Gulf yang tetap memakai brand lama untuk mempertahankan konsumennya.
Waktu berganti, meningkatkan standar
Tahun 1988, Chevron meluncurkan program pemasarn retail yang bernama “Commitment to Service Excellence” guna meningkatkan layanan konsumen.
Tujuan utama program ini adalah agar dealer Chevron menawarkan produk kualitas tinggi dengan harga yang bersaing, memenuhi waktu operasi, menawarkan sejumlah cara pembayaran, keamanan, akses mudah menuju SPBU, kemudahan mengoperasikan pompa gasolin, kebersihan, SPBU yang menarik serta terang dengan cahaya lampu, juga layanan yang prima.
Untuk mempercepat transaksi di SPBU, Chevron menjadi perusahaan pertama dalam industi ini yang menggunakan jaringan satelit dalam mengelola kartu kredit. Sistem ini dikenal dengan nama Fast Pay yang terdiri dari alat pembaca kartu kredit yang dirancang bergabung dengan pompa gasolin serta dihubungkan dengan satelit yang mengorbit diatas kepulauan Galapagos.
Dengan terus berkembangnya inovasi di SPBU maka Chevron telah jauh berkembang dari konsep SPBU awal yang dibangun di Seattle 9 dekade lalu yang belum sepenuhnya memuaskan konsumen.
Dengan sedikitnya kita membaca pemaparan sejarah awal berdirinya SPBU maka akan timbul rasa kagum atas kerja keras para ilmuan-ilmuan terdahulu hingga pada akhirnya menemukan serta mendirikan sebuah perusahan besar yang sampai saat ini masih dilanjutkan. Namun ada beberapa permasalahn yang berkaitan erat dengan hal tersebut diatas yakni pola manajemennya serta pelestaraian SDA serta faktor SDMnya yang saat ini makin lama makin berkurang akibat semakin sulitnya dunia pekerjaan. Padahal hal tersebut di atas mampu untuk mengoptimalkan serta mensetabilkan kondisi lisngkungan dan masyarakat yang saat ini dalam masa kritis perekonomian.

B.Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam pembuatan laporan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk Judul “Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung”. Dalam masalah sebagai berikut:
1.Bagaimanakah Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung pada tiap periode meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegaiatan serta pengevaluasian suatu kegiatan yang telah dilaksanakan?
2.Faktor-faktor apa saja yang menghambat serta mendukung dalam Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung
3.Adakah pengaruh dalam Proses Penerapan Manajemen Personalia terhadap konsumen

C.Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setiap peneliti mempunyai tujuan yang telah ditentukan, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian masalah ini adalah sebagai berikut:
1.Akan mendeskripsikan Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung yang bekaitan dengan perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan serta pengevaluasian kegiatan.
2. Ingin mengetahui serta menemukan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung
3. Akan menjelaskan pengaruh Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung terhadap Konsumen.

D.Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1.Bahan informasi untuk menambah pengalaman serta pemikiran tentang manajemen pengelolaan suatu lembaga atau sebuah perusahaan.
2.Menambah perpustakaan tentang proses penerapan Manajemen pengelolaan di suatu lembaga atau perusahaan.
3.Bahan perbandingan terhadap kemajuan suatu Perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
4.Memenuhi salah satu tugas praktek dari mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

E.Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
a. Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian yang penulis tuju adalah SPBU Panghegar 3440256 Jln. Peta No.144 Bandung.
Adapun dalam pelaksanaan pengumpulan data dan informasi mengenai SPBU itu sendiri, digunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap proses penerpan manajemen Personalia di SPBU, faktor-faktor yang menghambat dan pendukung dan faktor yang mempengaruhi dari proses penerapan Manajemen proses penerpan manajemen Personalia di SPBU Panghegar tehadap masyarakat atau konsumen.
2.Wawancara
Dengan teknik wawancara ini, baik secara berstruktur maupun tidak berstruktur, pengumpulan data dilakukan melalui komunikasi langsung dengan responden yaitu Bagian pengawas SPBU itu sendiri, beberapa karyawan setempat, masyarakat sekitar SPBU serta beberapa orang yang berkunjung ke SPBU yaitu mengenai proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang ada, faktor-faktor pengahambat dan pendukung serta faktor yang mempengaruhi proses penerapan manajemen penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung tersebut.
3.Studi Dokumentasi
Dengan teknik ini diharapkan mendapat data-data tertulis dalam dokumentasi yang di arsipkan oleh suatu perusahaan itu sendiri,baik dalam bentuk gambar atau data-data lainnya.
4.Studi Literatur
Dengan teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data teoritis tentang proses penerapan manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung itu sendiri.
b.Teknik Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitiann ini adalah sebagai berikut:
1.Teknik prosentase yaitu data yang telah terkumpul diproses dan dioerganisir kemudian diadakan prosentase.
2.Teknik refleksi yaitu teknik penalaran dengan menghubung-hubungkan satu gejala atau lebih dengan gejala lain.

BAB II
Tinjauan Pustaka
A.Pengertian Manajemen Personalia
Istilah personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu organisasi.
Unutk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen personalia adalah “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat “.
Menurut T. Hani Handoko, manajer personalia adalah “seorang manajer dan sebagai manajer harus melaksanakan fungsi-fungsi dasar manajemen tanpa memperdulikan apapun hakekat fungsi operasional”.
Dalam bentuk kerangka, definisi tersebut akan tampak sebagai berikut:
1.Fungsi-fungsi manajemen
a.Perencanaan (planning)
b.Pengorganisasian (organizing)
c.Pengarahan (directing)
d.Pengendalian (Controlling)
2.Fungsi-fungsi operasional
a.Pengadaan tenaga Kerja (procurement)
b.Pengembangan (development)
c.Kompensasi
d.Integrasi
e.Pemeliharaan (maintenance)
f.Pemutusan hubungan kerja (separation)
Penjelasan singkat atas bagian-bagian dari definisi ini sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)Ø
Perencanaan berarti penentuan program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia, dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia.
 Pengorganisasian (organizing)Ø
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, manajer personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik.
Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun untuk melaksanakannya.
 Pengarahan (directing)Ø
Fungsi sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan (pemberian perintah).
 Pengendalian (controlling)Ø
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi.
 Pengadaan tenaga kerja (procurement)Ø
Fungsi operasional dari manajemen personalia adalah berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi, dan penempatan . Penentuan sumber daya manusia yang diperlukan harus bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
 Pengembangan (development)Ø
Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini amat penting dan terus tumbuh karena perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen yang semakin rumit.
 Kompensasi (compensation)Ø
Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
 Integrasi (integration)Ø
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat, dan organisasi. Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti.

Ø Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja. Terpeliharanya kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan para karyawan, keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan kesehatan serta keselamatan kerja.
 Pemutusan Hubungan Kerja (separation)Ø
Jika fungsi pertama manajemen personalia adalah untuk mendapatkan karyawan, adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang tersebut kepada masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin.

B.Seleksi Personalia
Menurut Prof. Edwin B Flippo, seleksi adalah “pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu”. Manajemen memutuskan pekerjaan apa yang terlibat dan kemampuan-kemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar diwaktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan.
Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi prestasi dimasa yang akan datang. Apa yang dilakukan seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan-laporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan diluar kurikulum, adalah predikator paling baik tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan tersedia. Menurut T. Hani Handoko langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah: 8)
1.Wawancara pendahuluan
2.Pengumpulan data pribadi (biografis)
3.Pengujian (testing)
4.Wawancara yang lebih mendalam
5.pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6.Pemeriksaan kesehatan
7.Keputusan pribadi
8.Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor tersebut adalah:
1.Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
2.Bakat dan Minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas / kemampuan seseorang.
3.Sikap dan kebutuhan (attitudes and need), untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4.Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.
5.kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
6.Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik pekerjaan.
Setelah diseleksi, Karyawan ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan dengan organisasi melalui berbagai bentuk orientasi. Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini merupakan proses penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan menyebabkan frustasi bagi karyawan baru. Menurut American Society for Personel Administration, situasi baru adalah “berbeda dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan usaha mulai dari permulaan”. 9) Karena berbagai perusahaan melaporkan bahwa lebih setengah dari pengunduran diri suka rela terjadi dalam 6 (enam) bulan pertama, Orientasi yang tepat dapat berbuat banyak untuk mengurangi masalah ini dan biaya-biaya yang menyertainya.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis program orientasi baik resmi (formal) maupun tidak resmi (informal).
Tahap pertama biasanya diselenggarakan oleh staf unit personalia, hal-hal yang dipertimbangkan mencakup:
a.Hasil produksi perusahaan itu
b.Tunjangan kesejahteraan Karyawan
c.Jadwal gaji
d.Keselamatan
e.Masa percobaan
f.Pencatatan waktu dan ketidakhadiran
g.Hari libur, parkir, prosedur keluhan.
h.Program persamaan kesempatan penempatan tenaga kerja
Tahap kedua dari sebagian besar program orientasi yang terorganisasi dilaksanakan oleh penyelia langsung. Karyawan yang baru diangkat itu diperkenalkan kepada sesama karyawan, dibawa keliling departemen dan diberi informasi tentang hal-hal kecil seperti tempat ganti pakaian dan kamar kecil, prosedur persediaan, jam kerja, lembur, prosedur pemanggilan, jam istirahat dan makan siang, dan fasilitas-fasilitas perusahaan. Menurut OC Brenner dan J. Tomkiewcz, “suatu program percobaan khusus atas orientasi direncanakan dengan sasaran khusus untuk meyakinkan karyawan yang baru diangkat bahwa mereka mempunyai kesempatan baik untuk berhasil.” 10)
Karyawan tersebut diminta untuk melupakan permainan yang sewenang-wenang dari para karyawan yang lebih tua, dan dianjurkan agar mendekati para penyelia mereka jika ada pertanyaan dan masalah.
Program orientasi akan lebih lengkap jika mencakup tindak lanjut beberapa minggu kemudian. Wawancara ini bisa dilakukan oleh penyelia atau spesialis personalia dan berhubungan dengan (1) kepuasan karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi, dan (2) kepuasan penyelia terhadap karyawan. Ketidakpuasan mungkin dijernihkan dengan penjelasan-penjelasan atau pemindahan nyata ke pekerjaan yang berbeda, bagaimanapun minat terhadap karyawan yang dibuktikan dengan tindakan yang tulus untuk melakukan wawancara tindak lanjut akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan lama terhadap masuknya karyawan baru tersebut, disamping kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses orientasi. Bila tahap seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak akan mengalami kesulitan

C.Pembagian Kerja Fungsi Personalia Dan Lingkup Manajemen Personalia
Dalam perusahaan kecil fungsi personalia dilaksanakan langsung oleh pucuk pimpinan, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja, seperti penempatan, pelatihan, pendidikan, mutasi dan promosi, kompensasi dan pemberhentian langsung menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan.
Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia.
Unit Personalia tidak sama statusnya misalnya dengan Unit Produksi atau Unit Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan sebuah “services departement” (bagian pembantu). Unit personalia, berstatus sebagai tenaga staff, ia sering disebit “a specialized staff”. Sebagai “a specialized staff” maka unit personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Ia terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen lain di didalam organisasi.
b.Nasihat dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada seluruh bagian.
c.Ia memberikan nasihat dan bantuan khusus di bidang personalia.
Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu:
1.Procuring – memperoleh tenaga kerja
 membuat anggaran tenaga kerjaØ
 menarik tenaga kerjaØ
 membuat job analysis, job description, dan job specificationØ
 menetapkan dan menghubungi sumber-sumber tenaga kerjaØ
 mengadakan seleksi terhadap calon tenaga kerjaØ
2.Developing – memajukan atau mengembangkan tenaga kerja
 melatih dan mendidik tenaga kerjaØ
 mempromiosikan dan memindahkan tenaga kerjaØ
 mengadakan penilaian kecakapan tenaga kerjaØ
3.Mantaining – memanfaatkan tenaga kerja
 memberhentikan tenaga kerjaØ
 memensiunkan tenaga kerjaØ
 memberi kompensasiØ
 mengurus kesejagteraan pegawai termasuk pembayaran upah, perumahan, rekreasi, pengobatan dan lain sebagainya.Ø



BAB III
Pembahasan Emfiris Proses Penerapan Manajemen Perasonalia di SPBU Panghegar 3440256 bandung
A.Pengertian SPBU
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus.
B.Pertamina Way & Pasti Pas
Pertamina Way adalah program yang diluncurkan oleh PT. Pertamina dengan penerapan standar pelayanan yang terdiri dari 5 (lima) elemen, yaitu pelayanan staff yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan kuantitas, fasilitas dan peralatan yang terawat dengan baik, memiliki format fisik yang konsisten, dan penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah dengan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa).
Pasti Pas adalah SPBU yang telah mendapatkan sertifikat Pasti Pas! dari auditor independen dengan jaminan pelayanan terbaik yang memenuhi standar kelas dunia. Konsumen akan mendapatkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas yang nyaman.
SPBU Pertamina Pasti Pas adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.
Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU Pasti Pas! menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin kualitas BBM, SPBU melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa, juga dengan batas toleransi lebih ketat.
Konsumen akan selalu disambut oleh senyum, salam, dan sapa operator. Untuk memastikan anda mendapatkan volume yang akurat operator akan menunjukkan pada anda mesin pompa menunjukkan angka nol sebelum mulai pengisian.
SPBU Pertamina Pasti Pas! hanya diberikan kepada SPBU yang telah mendapatkan dan dapat mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional independen.
Untuk mendapatkan sertifikasi Pasti Pas!, SPBU harus lolos audit kepatuhan standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran produk dan pelayanan tambahan. Setelah mendapatkan sertifikat Pasti Pas!, SPBU akan tetap diaudit secara rutin. Jika tidak lolos, SPBU dapat kehilangan predikatnya sebagai SPBU Pasti Pas!
Seluruh proses sertifikasi dilakukan secara independen oleh Bureau Veritas, institusi auditor independen internasional yang memiliki pengalaman Internasional untuk melakukan audit pelayanan SPBU.
Konsumen dapat mengenali SPBU Pasti Pas! melalui beberapa cara
1.Lihat logo dan sertifikat Pasti Pas!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan sertifikat Pasti Pas! dapat dilihat dalam kantor SPBU
2.Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam, menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah
3.Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU Pasti Pas! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang tersedia

C.Sarana dan Prasarana Standar yang Wajib dimiliki Oleh Setiap SPBU
a.Sarana pemadam kebakaran:
 Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.Ø
b.Sarana lindungan lingkungan:
 Instalasi pengolahan limbah.Ø
c.Instalasi oil catcher dan well catcher:
 Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat penampungan.Ø
d.Instalasi sumur pantau:
 Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.Ø
 Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.Ø
e.Sistem Keamanan:
 Memiliki pipa ventilasi tangki pendam;Ø
 Memiliki ground point/strip tahan karat;Ø
 Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman;Ø
 Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.Ø
f.Sistem Pencahayaan:
SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian BBM;Ø
Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat oleh pengendara.Ø
g.Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa:
 Tangki pendam;Ø
 Pompa;Ø
 Pulau pompa.Ø
 Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBUØ
 Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaranØ
 Lambang PT. PertaminaØ
 GeneratorØ
 Racun ApiØ
h.Fasilitas umum:
 Toilet;Ø
 Mushola;Ø
 Lahan parkir.Ø
 Instalasi listrik dan air yang memadaiØ
i. Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
 Dilarang merokok;Ø
 Dilarang menggunakan telepon seluler;Ø
 Jagalah kebersihan;Ø
 Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.Ø

D.Pelaksanaan Operasional SPBU
Pelaksanaan operasional SPBU harus sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) PT. Pertamina. Perekrutan dan pengadaan karyawan adalah tanggung jawab pemohon, dan para pekerja diwajibkan bekerja sesuai dengan etika kerja standar PT. Pertamina.

E. Bangunan SPBU Berdasarkan Standar PT. Pertamina:
Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter lingkungan sekitar (contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain); Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip penangkal sinar matahari, jendela yang menjorok kedalam, dan penggunaan material dan tekstur yang tepat); Desain bangunan SPBU harus disesuaikan dengan bangunan di lingkungan sekitar yang dominan; Arsitektur bangunan sarana pendukung harus terintegrasi dengan bangunan utama; Seluruh fasade bangunan harus mengekspresikan detail dan karakter arsitektur yang konsisten; Variasi bentuk dan garis atap yang menarik; Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan pantulan sinar matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap; Bangunan dibagi-bagi menjadi komponen yang berskala lebih kecil untuk menghindari bentuk massa yang terlalu besar;
a.Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:
Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan bangunan diperbolehkan;
Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak lebih dari 13’9’’. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17’;
Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang bertekstur atau flat, tidak diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat atau bisa memantulkan cahaya;
Tidak diperbolehkan menggunakan lampu tabung pada warna logo perusahaan.
b.Panduan untuk pump island adalah sebagai berikut:
Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse container, alat pembayaran otomatis, bollard pengaman, dan peralatan lainnya;
Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur lainnya dalam lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail arsitektur yang harmonis
Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island, termasuk dispenser, bollard dan lain-lain.
c.Sirkulasi/jalur masuk dan keluar:
Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang yang baik bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya;
Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling bersilangan;
Jumlah lajur masuk minimum 2 (dua) lajur;
Lajur keluar minimum 3 (tiga) lajur atau sama dengan lajur pengisian BBM;
Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m.

F.Persyaratan Umum Perijinan SPBU
Di bawah ini adalah persyaratan umum perijinan SPBU yang harus dipebuhi calon mitra setelah calon mitra dinyatakan lolos proses verifikasi seleksi online ini.
1.Persyaratan Permohonan Ijin Baru
2.Persyaratan permohonan ijin SPBU sebagai berikut:
3.Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik/pimpinan badan usaha;
4.Biodata perusahaan/akta pendirian perusahaan (untuk badan usaha);
5.Lay out bangunan SPBU dan konfigurasi SPBU yang akan dibangun;
6.Peta lokasi skala 1:10.000 atau lebih besar, dan peta topografi/rupa bumi skala 1:25.000 yang memperlihatkan titik lokasi rencana pendirian SPBU;
7.Data kapasitas penyimpanan dan perkiraan penyaluran BBM;
8.Data inventarisasi perlatan dan fasilitas yang dipergunakan;
9.Rekomendasai dari penyedia BBM yang ditunjuk/diakui oleh Pemerintah dilampiri dengan salinan/copy kontrak;
10.Foto copy ijin peruntukan penggunaan tanah (IPPT) sesuai dengan skala kegiatan;
11.Foto copy ijin gangguan (HO);
12.Foto copy Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);
13.Bukti pengesahan meter pompa SPBU dari instansi yang berwenang;
14.Foto copy ijin timbun tangki dari instansi yang berwenang;
15.Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan skala kegiatan.
16.Fotokopi surat izin pembangunan SPBU dari Jasamarga (khusus bagi pendaftar yang memiliki lokasi di jalan tol).
17.Nama Kelurahan di sertifikat tanah harus sesuai dengan lokasi pendirian SPBU yang didaftarkan.
18.Hasil verifikasi kemudian menjadi bahan rekomendasi untuk persetujuan pendirian SPBU/SPPBE

G.Bentuk Kerjasama yang di Tawarkan
a.DODO (Dealer Owned Dealer Operated)
SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya.
b.CODO (Company Owned Dealer Operated)
SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT. Pertamina.

H.Persyaratan Lokasi SPBU
Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal 700 m².

SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU tersebut adalah sebagai berikut :
Komponen Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Min.Ukr.Lahan (m2) 2500 1600 1225 900 700
Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20
Selang Min.26 20-25 16-20 10-16 Max.10
Kapasitas Tangki Min.160 kl Min.140 klMin.100 klMin.80 klMin.60 kl

I.Initial Fee
Biaya perizinan yang dikeluarkan oleh mitra pada dasarnya adalah biaya atas hak intelektual yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina untuk perancangan desain SPBU, biaya pemakaian logo, produk PT. Pertamina, dan biaya pendaftaran pola baru. Biaya tersebut merupakan biaya resmi PT. Pertamina. Mitra tidak dibebankan biaya lain selain biaya tersebut. Setiap aplikasi yang disetujui dikenakan biaya Initial Fee yang besarnya diatur sebagai berikut:
TYPE SPBU PERKIRAAN VOLUME PENJUALAN BESARNYA INITIAL FEE
SPBU TYPE A > 35 Kilo Liter Rp. 800.000.000,00

SPBU TYPE B 25 Kilo Liter dan <= 35 Kilo Liter Rp. 650.000.000,00 SPBU TYPE C > 20 Kilo Liter dan <= 25 Kilo Liter Rp. 500.000.000,00 SPBU TYPE D > 15 Kilo Liter dan <= 20 Kilo Liter Rp. 350.000.000,00

SPBU TYPE E <= 15 Kilo Liter Rp. 250.000.000,00


J.Kondisi Objektif Lokasi Penelitian SPBU Panghegar
a.Kondisi Geografis SPBU Panghegar
SPBU Panghegar 3440256 Bandung ini merupakan salah satu SPBU yang berlokasikan di Bandung tepatnya berada di Jln. Peta No.114 dengan urutan SPBU yang bernomor 3440256 karena sangat banyaknya jumlah perusahaan SPBU ini di wilayah bandung.
Pada dasarnya semua SPBU itu dibangun untuk mempermudah bagi semua orang yang memiliki kendaraan baik itu kendaraan roda dua ataupun yang memiliki kendaraan roda empat dalam memberikan pelayaan pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak). Begitu pun dengan SPBU Panghegar ini, SPBU ini beralokasi di suatu wilayah yang bisa dikatakan tidak terlalu jauh dari keramaain kota. Karena masih banyaknya para konsumen yang sering datang walau hanya sekedar mengisi bahan bakar kendaraannya.
Adapun lingkungan di sekitar SPBU ini ternyata tidak hanya satu SPBU saja, namun ada satu SPBU yang bersebrangan dengan SPBU Panghegar ini. SPBU Panghegar ini memiliki suasana yang sedikit sejuk disbanding dengan lokasi SPBU lainnya, karena disekitar SPBU banyak pepohonan yang menjulang tinggi sehingga sinar matahari tidak terlalu terasa panas di badan. SPBU ini di apit oleh rumah-rumah warga yang kebetulan berdomisili di daerah tersebut. Pada intinya SPBU ini merupakan SPBU yang bias dikatakan sebagai SPBU yang telah memenuhi standar Pertamina di bandingkan dengan beberapa SPBU yang berada disekitarny. Jika dari pihak pembaca ingin mengunjungi Perusahaan SPBU Panghegar ini anda bisa dengan mudah sampai kesana dengan Jalur-Jalur yang sekiranya bisa mempercepat anda sampai kesana. Adapun rute kendaraan yang bisa anda gunakan adalah dengan cara naik kendaraan yang baik itu angkutan kota atau kendaraan pribadi, anda bisa berangkat melalui jalur Sukarno Hatta (Bepas) dengan jalur ke Leuwih Panjang, ketika sampai terminal Leuwih Panjang anda langsung Naik angkot jurusan Cibaduyut dan minta berhenti di depan SPBU Panghegar.

b.Sejarah Berdirinya SPBU Panghegar
Mengenai sejarah berdirinnya, SPBU Panghegar telah berdiri selama 4 tahun yakni kurang lebih pada tahun 2006. SPBU Panghegar ini merupakan salah satu cabang SPBU yang berada di bandung. SPBU ini merupakan cabang ke-3 dari kedua cabang lainnya. Untuk pusatnya dari SPBU ini berda di Jln. Soekarno Hatta, sedangkan untuk cabang yang ke-2 berlokasikan di Cibeureum. Ketiga cabang tersebut di pimpin oleh seorang direktur yang bernama Bapak Santo. SPBU ini bergerak pada perusahaan BBM yang bekerjasama dengan Perusahaan Pertamina yang keberadaannya telah diakui oleh pemerintah dan telah memenuhi segala persyaratan-persyaratan ketika akan didirikannya perusahaan SPBU Panghegar ini.
Jika ditinjau lebih jauh tentang perusahaan SPBU Panghegar ini maka kita bisa menaksir jumlah karyawan serta penghasilan dari perusahaan yang memiliki 3 cabang tersebut. Dari keseluruhan karyawan yang bekerja di perusahaan ini diperkirakan berjumlah sekitar 200 orang karyawan. Awal ketika ingin didirikannya SPBU Panghegar ini adalah dengan adanya dorongan dari pribadi seseorang yang ingin menjadikan serta memeberikan lapangan kerja bagi orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan serta lingkungan yang sangat mendukung untuk memakmurkan serta memberikan berbagai peluang bagi perusahaan lain untuk bergabung dengan SPBU ini. Maka ketika berdirinya SPBU Panghegar ini perekonomian masyarakat di lingkungan sekitar jauh lebih baik dan lebih makmur dibandingkan sebelum berdirinya SPBU ini.



c.Kondisi Fisik SPBU Panghegar
Adapun mengenai kondisi fisik yang dimiliki perusahaan SPBU di wilayah tersebut dapat kami gambarkan sebagai berikut:
1.Sarana lindungan lingkungan:
 Instalasi pengolahan limbah.Ø
2. Instalasi oil catcher dan well catcher:
 Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat penampungan.Ø
3.Instalasi sumur pantau:
 Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.Ø
 Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.Ø
4.Sistem Keamanan:
 Memiliki pipa ventilasi tangki pendam;Ø
 Memiliki ground point/strip tahan karat;Ø
 Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman;Ø
 Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.Ø
5.Sistem Pencahayaan:
SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian BBM;Ø
Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat oleh pengendara.Ø
6.Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa:
Tangki pendam;Ø
 Pompa;Ø
 Pulau pompa.Ø
 Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBUØ
 Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaranØ
 Lambang PT. PertaminaØ
 GeneratorØ
7.Fasilitas umum:
 Toilet;Ø
 Mushola;Ø
 Lahan parkir.Ø
 Instalasi listrik dan air yang memadaiØ
8.Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
 Dilarang merokok;Ø
 Jagalah kebersihan;Ø
 Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.Ø
9.Kerjasama
 Mempunyai BengkelØ
 Tempat cuci kendaraanØ
 Memilki AlfamartØ
Kalau kita perhatikan dengan seksama fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan SPBU Panghegar tersebut, ternyata telah memenuhi standar sarana dan prasarana yang telah ditentukan oleh Perusahaan Pertamina pusat. Maka dengan ini wajar jika perusahaan SPBU ini mendapatkan Akreditas/tingkat Gold menuju Berlian (Daimnd).

d. Tujuan dan Sasaran SPBU Panghegar
Adapun untuk Tujuannya: untuk mengembangkan kondisi perekonomian masyarakat sekitar jauh lebih baik serta mengurangi pengangguran.
Adapun sasarannya dalah semua masyarakat baik lokal maupun non terlokal yang sekiranya membutuhkan jasa ataupun bantuan dalam hal BBM serta ketenaga kerjsaan. Karena karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sama banyaknnya karyawan lokal dengan non lokal

f.Tahapan-Tahapan dan Pendekatan dalam Penyeleksian
Setelah kami megadakan observasi ke perusahaan tersebut maka kami dapat menyimpulkan tentang proses penyeleksian serta pendekatan-pendekatan manajemen yang digunakan oleh SPBU Panghegar tersebut.
Adapun metode dan teknik penyeleksian perusaahaan tersebut adalah dengan memperhatikan tahapan-tahapan dibawah ini:
1.Application Blank
2.Testing anatara lain
3.Interview
Adapun untuk pendekatan manajemen yang digunakan adalah dengan menggunakan “the Compensatory Selection Approach” : semua calon tenaga kerja di beri kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh tahapan-tahapan seleksi yang ditentukan.


BAB IV
Kesimpulan
Perusahaan SPBU Panghegar 3440256 Bandung merupakan peusahaan yang maju dan bisa dikatakan berhasil dibandingkan dengan salah satu SPBU yang berada di wilayah SPBU tersebut. Karena SPBU ini memiliki karakteristik baik itu fisik maupun non fisik yang telah memenuhi standar Perusahaan Pusat Pertamina. Sehingga tidak heran bila Perusahaan SPBU Panghegar ini dengan memiliki 3 cabang mendapatkan prestasi yang luar biasa yakni sudah mencapai tingkat emas bahkan hampir mencapai tingkat berlian.
Selain itu SPBU Panghegar ini juga mampu mengembangkan system perekonomian masyarakat yang berada disekitar wilayah perusahaan SPBU tersebut serta mampu sedikitnya mengurangi angka pengangguran di jawa barat.
Selain dari itu juga perusahaan ini mampu mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain sehingga system perekonomian serta kinerja dan juga pendapatan omset jauh lebih tinggi. Namun tidak hanya pihak perusahaan yang merasa diuntungkan tetapi dari pihak perusahaan yang diajak kerjasama pun mampu merauk pendapatan yang jauh lebih banya.


0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More