MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
LAPORAN PENELITIAN DI SPBU PANGHEGAR
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
Tempat pengisian bahan bakar
bernama SPBU yang merupakan singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum
sudah bukan menjadi tempat yang susah ditemui. Pasti kita semua tahu lokasi
terdekat dari rumah, guna mengantisipasi kejadian mogok karena kehabisan
bensin. Berikut Sejarah SPBU dan SPBU pertama di dunia:
Dimulai dari sebuah era dimana
lalu-lintas di Amerika mulai banyak menggunakan kuda ataupun kereta kuda.
Setelah ditemukannya minyak dan kendaraan berbahan bakar gasolin maka para
pengendara mulai berburu tempat penjualan gasolin seperti toko serba ada
ataupun toko besi yang menjual bahan bakar tersebut serta pelumas.
Pada tahun 1907, John McLean seorang
manajer penjualan Standar Oil Co (California) di Seattle – kelak menjadi
Chevron, mendapatkan ide cemerlang. Ia memasang tangki berkapasitas 30 galon
lalu menyambungkannya dengan selang untuk mengalirkan gasolin serta diujung
selang ia memasang gelas ukur untuk menakar jumlah gasolin yang akan dijual
kepada pembeli.
Dengan dilengkapi atap dari kanvas, jalur kendaraan
serta meteran untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dijual maka jadilah
sebuah SPBU pertama di dunia. Meskipun pada awalnya banyak mendapat perlawanan
dari pemerintah lokal karena takut akan bahaya kebakaran namun masyarakat
begitu terbuai dengan pelayanan SPBU ini.
Tahun 1914, Standard mengoperasikan 34 SPBU dan mereka
menyebutnya pada waktu itu dengan istilah berada di 6 kota di California.
Dengan ditambahkannya fasilitas air bersih dan udara bagi ban kendaraan secara
gratis maka berkembang menjadi stasiun layanan bahan bakar. Para pemilik
kendaraan begitu tertarik mengunjungi SPBU jenis ini karena pemandangan dan
model tamannya yang banyak diiikuti oleh seluruh SPBU milik Standard selama
Perang Dunia I setelah Presiden Woodrow Wilson meminta warga Amerika untuk
menjalankan gerakan taman rumah.
Rival Jarak Jauh
Periode pasca perang merupakan saat yang dramatis bagi
pertumbuhan bisnis SPBU perusahaan ini. Akhir tahun 1919, Standard Oil Co
(California) memiliki 218 SPBU yang tersebar di Washington, Oregon, California,
Nevada serta Arizona yang jumlah ini adalah lebih banyak dari jumlah SPBU 3
perusahaan pesaingnya jika digabungkan.
Empat tahun kemudian jumlah SPBU milik perusahaan ini
bertambah menjadi 700 unit yang tersebar di lima negara bagian tadi.
Dengan terus meningkatnya sistem jalan raya maka
semakin mendorong para pemilik kendaraan untuk bepergian dengan jarak yang
jauh. Oleh karenanya Standard menarik para pemilik kendaraan dengan menambahkan
fasilitas kenyamanan di SPBUnya seperti ruang istirahat dan air minum dingin
saat cuaca panas. Fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah pemeriksaan oli dan
pembersihan karburator.
One-stop motoring
Standard memperkenalkan Standard Lubrication System
yang terdiri dari 31 operasi terpisah dan belasan produk lainnya dengan harga
sama di semua SPBU milik Standard pada awal 1928. Dengan terus ditambahkannya
berbagai fasilitas layanan seperti pemeriksaan ban, lampu kendaraan, serta
baterai kendaraan maka Standard telah mempelopori usaha layanan one stop
motoring.
Layanan ini bersamaan dengan didirikannya Standard
Stations Inc, sebuah anak perusahaan yang mengoperasikan seluruh fasilitas SPBU
pada tahun 1931. Tanda SPBU ini berupa lampu neon berwarna merah, putih dan
biru membentuk logo chevron (tanda kepangkatan). Saat Amerika memasuki depresi
ekonomi maka Standard mulai fokus pada peningkatan bisnis melalui standarisasi,
tampilan menarik dan mudah dikenali, kualitas produk, layanan superior dan
beroperasi secara efisien.
Tampilan Harmoni
SPBU milik Standard Oil Co. of California didesain
untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya Standard
membangun sebuah SPBU dengan type outdoor untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan pegunungan dan alam pedesaan di Amerika Serikat bagian barat.
Setelah Perang Dunia II, perusahaan meluncurkan
Program SPBU Chevron di fasilitas yang dioperasikan oleh dealer swasta. Program
ini bertujuan untuk memperkuat pengenalan konsumen atas BBM dan brand Chevron.
Upaya pemasaran yang dilakukan Standard terus tumbuh pada akhir 1940an saat
anak perusahaan ini mengoperasikan 2.360 SPBU Calso (California Standard Oil)
di Timur Laut AS. Sepuluh tahun kemudian perusahaan ini mengubah brand SPBU
Calso menjadi Chevron.
Pertumbuhan jaringan SPBU terus meningkat pada tahun
1961 saat Standard of Kentucky menjadi anggota keluarga Standard Oil Company of
California. Dengan jumlah SPBU mencapai 8.500 unit, Standard of Kentucky terus
memimpin persaingan dalam bisnis produk BBM di lima negara bagian yaitu Kentucky,
Georgia, Florida, Alabama dan Mississippi.
Logo Kesuksesan
Tahun 1969, 2 tahun setelah dilakukan studi identitas
korporat, Standard membuat logo baru berupa dua garis tebal berwarna biru dan
merah sejajar menyerupai huruf V dengan kata Chevron diatasnya. Logo ini
disebar di seluruh SPBU, pabrik pengepakan, kendaraan, kantor maupun kapal
tempat dimana perusahaan ini melakukan usahanya yang mencerminkan tujuan
terbaik yang dicapai di masa lalu, kualitas esensial perusahaan, serta menjadi
perusahaan energi global di masa depan.
Menggabungkan citra
Tahun 1970an, Standard Oil Co of California
memperkenalkan jenis SPBU Hallmark dan Suburban. Desain SPBU Hallmark
bercirikan atap yang rata dan bersih dengan garis-garis kontemporer sedangkan
SPBU Suburban atapnya mirip dengan bangunan perumahan penduduk.
Dimanapun Standard beroperasi maka yang terbayang
adalah perusahaan yang memberikan citra modern, berorientasi teknis, dan
berskala internasional. Keseragaman arsitektur, tata letak, logo perusahaan dan
warna memudahkan pemilik kendaraan mengenali SPBU Chevron dan kualitas bahan
bakar yang dijualnya.
Saat Chevron merger dengan Gulf Corporation maka 3.600
unit SPBU milik Gulf mengadopsi brand Chevron yang bernama ”Hallmark 21”. Saat
yang sama ada sejumlah kecil SPBU Gulf yang tetap memakai brand lama untuk
mempertahankan konsumennya.
Waktu berganti, meningkatkan standar
Tahun 1988, Chevron meluncurkan program pemasarn
retail yang bernama “Commitment to Service Excellence” guna meningkatkan
layanan konsumen.
Tujuan utama program ini adalah agar dealer Chevron
menawarkan produk kualitas tinggi dengan harga yang bersaing, memenuhi waktu
operasi, menawarkan sejumlah cara pembayaran, keamanan, akses mudah menuju
SPBU, kemudahan mengoperasikan pompa gasolin, kebersihan, SPBU yang menarik
serta terang dengan cahaya lampu, juga layanan yang prima.
Untuk mempercepat transaksi di SPBU, Chevron menjadi
perusahaan pertama dalam industi ini yang menggunakan jaringan satelit dalam
mengelola kartu kredit. Sistem ini dikenal dengan nama Fast Pay yang terdiri
dari alat pembaca kartu kredit yang dirancang bergabung dengan pompa gasolin
serta dihubungkan dengan satelit yang mengorbit diatas kepulauan Galapagos.
Dengan terus berkembangnya inovasi di SPBU maka
Chevron telah jauh berkembang dari konsep SPBU awal yang dibangun di Seattle 9
dekade lalu yang belum sepenuhnya memuaskan konsumen.
Dengan sedikitnya kita membaca pemaparan sejarah awal
berdirinya SPBU maka akan timbul rasa kagum atas kerja keras para ilmuan-ilmuan
terdahulu hingga pada akhirnya menemukan serta mendirikan sebuah perusahan
besar yang sampai saat ini masih dilanjutkan. Namun ada beberapa permasalahn
yang berkaitan erat dengan hal tersebut diatas yakni pola manajemennya serta
pelestaraian SDA serta faktor SDMnya yang saat ini makin lama makin berkurang
akibat semakin sulitnya dunia pekerjaan. Padahal hal tersebut di atas mampu
untuk mengoptimalkan serta mensetabilkan kondisi lisngkungan dan masyarakat
yang saat ini dalam masa kritis perekonomian.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang telah diuraikan di atas,
maka masalah yang akan diteliti dalam pembuatan laporan penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk Judul “Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU
Panghegar 3440256 Bandung”. Dalam masalah sebagai berikut:
1.Bagaimanakah Proses Penerapan Manajemen Personalia
di SPBU Panghegar 3440256 Bandung pada tiap periode meliputi: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan kegaiatan serta pengevaluasian suatu kegiatan
yang telah dilaksanakan?
2.Faktor-faktor apa saja yang menghambat serta
mendukung dalam Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256
Bandung
3.Adakah pengaruh dalam Proses Penerapan Manajemen
Personalia terhadap konsumen
C.Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setiap peneliti mempunyai
tujuan yang telah ditentukan, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian
masalah ini adalah sebagai berikut:
1.Akan mendeskripsikan Proses Penerapan Manajemen
Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung yang bekaitan dengan perencanaan,
penggorganisasian, pelaksanaan serta pengevaluasian kegiatan.
2. Ingin mengetahui serta menemukan faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung dalam Proses Penerapan Manajemen Personalia di SPBU
Panghegar 3440256 Bandung
3. Akan menjelaskan pengaruh Proses Penerapan
Manajemen Personalia di SPBU Panghegar 3440256 Bandung terhadap Konsumen.
D.Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk:
1.Bahan informasi untuk menambah pengalaman serta
pemikiran tentang manajemen pengelolaan suatu lembaga atau sebuah perusahaan.
2.Menambah perpustakaan tentang proses penerapan
Manajemen pengelolaan di suatu lembaga atau perusahaan.
3.Bahan perbandingan terhadap kemajuan suatu
Perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
4.Memenuhi salah satu tugas praktek dari mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia.
E.Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
a. Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian yang penulis tuju adalah SPBU
Panghegar 3440256 Jln. Peta No.144 Bandung.
Adapun dalam pelaksanaan pengumpulan data dan
informasi mengenai SPBU itu sendiri, digunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui
pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap proses penerpan
manajemen Personalia di SPBU, faktor-faktor yang menghambat dan pendukung dan
faktor yang mempengaruhi dari proses penerapan Manajemen proses penerpan
manajemen Personalia di SPBU Panghegar tehadap masyarakat atau konsumen.
2.Wawancara
Dengan teknik wawancara ini, baik secara berstruktur
maupun tidak berstruktur, pengumpulan data dilakukan melalui komunikasi
langsung dengan responden yaitu Bagian pengawas SPBU itu sendiri, beberapa
karyawan setempat, masyarakat sekitar SPBU serta beberapa orang yang berkunjung
ke SPBU yaitu mengenai proses penerapan manajemen pengelolaan sumber daya yang
ada, faktor-faktor pengahambat dan pendukung serta faktor yang mempengaruhi
proses penerapan manajemen penerapan Manajemen Personalia di SPBU Panghegar
3440256 Bandung tersebut.
3.Studi Dokumentasi
Dengan teknik ini diharapkan mendapat data-data
tertulis dalam dokumentasi yang di arsipkan oleh suatu perusahaan itu
sendiri,baik dalam bentuk gambar atau data-data lainnya.
4.Studi Literatur
Dengan teknik ini digunakan untuk mengumpulkan
data-data teoritis tentang proses penerapan manajemen Personalia di SPBU
Panghegar 3440256 Bandung itu sendiri.
b.Teknik Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitiann ini
adalah sebagai berikut:
1.Teknik prosentase yaitu data yang telah terkumpul
diproses dan dioerganisir kemudian diadakan prosentase.
2.Teknik refleksi yaitu teknik penalaran dengan
menghubung-hubungkan satu gejala atau lebih dengan gejala lain.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
A.Pengertian Manajemen Personalia
Istilah personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung
arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan
demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitikberatkan
perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu
organisasi.
Unutk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu
memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tebnaga kerja sedemikian rupa sehingga
tujuan organisasi dapat direalisir secar berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan
kerja dari para tenaga kerja.
Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen personalia
adalah “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat “.
Menurut T. Hani Handoko, manajer personalia adalah
“seorang manajer dan sebagai manajer harus melaksanakan fungsi-fungsi dasar
manajemen tanpa memperdulikan apapun hakekat fungsi operasional”.
Dalam bentuk kerangka, definisi tersebut akan tampak
sebagai berikut:
1.Fungsi-fungsi manajemen
a.Perencanaan (planning)
b.Pengorganisasian (organizing)
c.Pengarahan (directing)
d.Pengendalian (Controlling)
2.Fungsi-fungsi operasional
a.Pengadaan tenaga Kerja (procurement)
b.Pengembangan (development)
c.Kompensasi
d.Integrasi
e.Pemeliharaan (maintenance)
f.Pemutusan hubungan kerja (separation)
Penjelasan singkat atas bagian-bagian dari definisi
ini sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)Ø
Perencanaan berarti penentuan program personalia yang
akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu.
Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi aktif dan
kesadaran penuh dari Manajer personalia, dengan keahliannya dalam bidang sumber
daya manusia.
Pengorganisasian (organizing)Ø
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, manajer
personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara
pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik.
Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan,
organisasi harus disusun untuk melaksanakannya.
Pengarahan
(directing)Ø
Fungsi sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat
atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan (pemberian perintah).
Pengendalian
(controlling)Ø
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan
dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang
sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar
organisasi.
Pengadaan
tenaga kerja (procurement)Ø
Fungsi operasional dari manajemen personalia adalah
berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang
diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam
kaitan ini adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan
perekrutannya, seleksi, dan penempatan . Penentuan sumber daya manusia yang
diperlukan harus bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada rancangan
pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
Pengembangan
(development)Ø
Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini amat
penting dan terus tumbuh karena perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi
pekerjaan, tugas manajemen yang semakin rumit.
Kompensasi
(compensation)Ø
Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai
dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
Integrasi
(integration)Ø
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu
rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan
(individu), masyarakat, dan organisasi. Definisi ini berpijak atas dasar
kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat tumpang tindih kepentingan yang
cukup berarti.
Ø
Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan
angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja. Terpeliharanya
kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan para karyawan,
keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan kesehatan serta keselamatan kerja.
Pemutusan Hubungan
Kerja (separation)Ø
Jika fungsi pertama manajemen personalia adalah untuk
mendapatkan karyawan, adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah memutuskan
hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang tersebut kepada masyarakat.
Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa
warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik
mungkin.
B.Seleksi Personalia
Menurut Prof. Edwin B Flippo, seleksi adalah
“pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk
melaksanakan suatu jabatan tertentu”. Manajemen memutuskan pekerjaan apa yang
terlibat dan kemampuan-kemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif. Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar
diwaktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki kemampuan, pengalaman dan
kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan.
Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi
prestasi dimasa yang akan datang. Apa yang dilakukan seseorang di waktu yang
lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan-laporan sekolah, pengalaman kerja dan
kegiatan-kegiatan diluar kurikulum, adalah predikator paling baik tentang apa
yang kemungkinan akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar
dengan spesifikasi jabatan tersedia. Menurut T. Hani Handoko langkah-langkah
dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah: 8)
1.Wawancara pendahuluan
2.Pengumpulan data pribadi (biografis)
3.Pengujian (testing)
4.Wawancara yang lebih mendalam
5.pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6.Pemeriksaan kesehatan
7.Keputusan pribadi
8.Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi
karyawan. Beberapa faktor tersebut adalah:
1.Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan
pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu
yang lalu.
2.Bakat dan Minat (aptitude and interest), untuk
memperkirakan minat dan kapasitas / kemampuan seseorang.
3.Sikap dan kebutuhan (attitudes and need), untuk
meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4.Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif, untuk
mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.
5.kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat
kemampuan fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
6.Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai
kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik pekerjaan.
Setelah diseleksi, Karyawan ditempatkan pada suatu
pekerjaan dan diperkenalkan dengan organisasi melalui berbagai bentuk
orientasi. Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan penyesuaian
karyawan baru dengan organisasi. Proses ini merupakan proses penting karena
suatu pekerjaan baru adalah sulit dan menyebabkan frustasi bagi karyawan baru.
Menurut American Society for Personel Administration, situasi baru adalah
“berbeda dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan
antusiasme dan usaha mulai dari permulaan”. 9) Karena berbagai perusahaan
melaporkan bahwa lebih setengah dari pengunduran diri suka rela terjadi dalam 6
(enam) bulan pertama, Orientasi yang tepat dapat berbuat banyak untuk
mengurangi masalah ini dan biaya-biaya yang menyertainya.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis program
orientasi baik resmi (formal) maupun tidak resmi (informal).
Tahap pertama biasanya diselenggarakan oleh staf unit
personalia, hal-hal yang dipertimbangkan mencakup:
a.Hasil produksi perusahaan itu
b.Tunjangan kesejahteraan Karyawan
c.Jadwal gaji
d.Keselamatan
e.Masa percobaan
f.Pencatatan waktu dan ketidakhadiran
g.Hari libur, parkir, prosedur keluhan.
h.Program persamaan kesempatan penempatan tenaga kerja
Tahap kedua dari sebagian besar program orientasi yang
terorganisasi dilaksanakan oleh penyelia langsung. Karyawan yang baru diangkat
itu diperkenalkan kepada sesama karyawan, dibawa keliling departemen dan diberi
informasi tentang hal-hal kecil seperti tempat ganti pakaian dan kamar kecil,
prosedur persediaan, jam kerja, lembur, prosedur pemanggilan, jam istirahat dan
makan siang, dan fasilitas-fasilitas perusahaan. Menurut OC Brenner dan J.
Tomkiewcz, “suatu program percobaan khusus atas orientasi direncanakan dengan
sasaran khusus untuk meyakinkan karyawan yang baru diangkat bahwa mereka
mempunyai kesempatan baik untuk berhasil.” 10)
Karyawan tersebut diminta untuk melupakan permainan
yang sewenang-wenang dari para karyawan yang lebih tua, dan dianjurkan agar
mendekati para penyelia mereka jika ada pertanyaan dan masalah.
Program orientasi akan lebih lengkap jika mencakup
tindak lanjut beberapa minggu kemudian. Wawancara ini bisa dilakukan oleh
penyelia atau spesialis personalia dan berhubungan dengan (1) kepuasan karyawan
terhadap pekerjaan dan organisasi, dan (2) kepuasan penyelia terhadap karyawan.
Ketidakpuasan mungkin dijernihkan dengan penjelasan-penjelasan atau pemindahan
nyata ke pekerjaan yang berbeda, bagaimanapun minat terhadap karyawan yang
dibuktikan dengan tindakan yang tulus untuk melakukan wawancara tindak lanjut
akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para
penyelia dan karyawan lama terhadap masuknya karyawan baru tersebut, disamping
kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses orientasi. Bila tahap
seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak akan
mengalami kesulitan
C.Pembagian Kerja Fungsi Personalia Dan Lingkup
Manajemen Personalia
Dalam perusahaan kecil fungsi personalia dilaksanakan
langsung oleh pucuk pimpinan, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan
tenaga kerja, seperti penempatan, pelatihan, pendidikan, mutasi dan promosi,
kompensasi dan pemberhentian langsung menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan.
Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi
personalia didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala
departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi
personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah
besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja
menambah kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya
unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia
hanya dikerjakan oleh unit personalia.
Unit Personalia tidak sama statusnya misalnya dengan
Unit Produksi atau Unit Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan sebuah
“services departement” (bagian pembantu). Unit personalia, berstatus sebagai
tenaga staff, ia sering disebit “a specialized staff”. Sebagai “a specialized
staff” maka unit personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Ia terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan
tidak mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen lain di didalam organisasi.
b.Nasihat dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada
seluruh bagian.
c.Ia memberikan nasihat dan bantuan khusus di bidang
personalia.
Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan
mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu:
1.Procuring – memperoleh tenaga kerja
membuat
anggaran tenaga kerjaØ
menarik tenaga
kerjaØ
membuat job
analysis, job description, dan job specificationØ
menetapkan dan
menghubungi sumber-sumber tenaga kerjaØ
mengadakan
seleksi terhadap calon tenaga kerjaØ
2.Developing – memajukan atau mengembangkan tenaga
kerja
melatih dan
mendidik tenaga kerjaØ
mempromiosikan
dan memindahkan tenaga kerjaØ
mengadakan
penilaian kecakapan tenaga kerjaØ
3.Mantaining – memanfaatkan tenaga kerja
memberhentikan
tenaga kerjaØ
memensiunkan
tenaga kerjaØ
memberi
kompensasiØ
mengurus
kesejagteraan pegawai termasuk pembayaran upah, perumahan, rekreasi, pengobatan
dan lain sebagainya.Ø
BAB III
Pembahasan
Emfiris Proses Penerapan Manajemen Perasonalia di SPBU Panghegar 3440256
bandung
A.Pengertian SPBU
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum)
merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat
luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar
sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus.
B.Pertamina Way & Pasti Pas
Pertamina Way adalah program yang diluncurkan oleh PT.
Pertamina dengan penerapan standar pelayanan yang terdiri dari 5 (lima) elemen,
yaitu pelayanan staff yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan
kuantitas, fasilitas dan peralatan yang terawat dengan baik, memiliki format
fisik yang konsisten, dan penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah dengan
operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa).
Pasti Pas adalah SPBU yang telah mendapatkan
sertifikat Pasti Pas! dari auditor independen dengan jaminan pelayanan terbaik
yang memenuhi standar kelas dunia. Konsumen akan mendapatkan kualitas dan
kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas yang nyaman.
SPBU Pertamina Pasti Pas adalah SPBU yang telah
tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas
dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin,
pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.
Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU Pasti
Pas! menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga
menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin ketepatan
takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas
toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan melakukan
kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin
kualitas BBM, SPBU melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU
biasa, juga dengan batas toleransi lebih ketat.
Konsumen akan selalu disambut oleh senyum, salam, dan
sapa operator. Untuk memastikan anda mendapatkan volume yang akurat operator
akan menunjukkan pada anda mesin pompa menunjukkan angka nol sebelum mulai
pengisian.
SPBU Pertamina Pasti Pas! hanya diberikan kepada SPBU
yang telah mendapatkan dan dapat mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor
internasional independen.
Untuk mendapatkan sertifikasi Pasti Pas!, SPBU harus
lolos audit kepatuhan standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit
ini mencangkup standard pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi
peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran produk dan
pelayanan tambahan. Setelah mendapatkan sertifikat Pasti Pas!, SPBU akan tetap diaudit
secara rutin. Jika tidak lolos, SPBU dapat kehilangan predikatnya sebagai SPBU
Pasti Pas!
Seluruh proses sertifikasi dilakukan secara independen
oleh Bureau Veritas, institusi auditor independen internasional yang memiliki
pengalaman Internasional untuk melakukan audit pelayanan SPBU.
Konsumen dapat mengenali SPBU Pasti Pas! melalui
beberapa cara
1.Lihat logo dan sertifikat Pasti Pas!: logo akan pada
kantung kiri operator sedangkan sertifikat Pasti Pas! dapat dilihat dalam
kantor SPBU
2.Rasakan pelayanan operator: operator akan
mengucapkan selamat pagi/siang/malam, menunjukkan angka nol, dan mengucapkan
terimakasih dengan ramah
3.Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU
menyediakan daftar SPBU Pasti Pas! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi
singkat produk dan pelayanan yang tersedia
C.Sarana dan Prasarana Standar yang Wajib dimiliki
Oleh Setiap SPBU
a.Sarana pemadam kebakaran:
Sesuai dengan
pedoman PT. Pertamina.Ø
b.Sarana lindungan lingkungan:
Instalasi
pengolahan limbah.Ø
c.Instalasi oil catcher dan well catcher:
Saluran yang
digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat
penampungan.Ø
d.Instalasi sumur pantau:
Sumur pantau
dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan
SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.Ø
Saluran
bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.Ø
e.Sistem Keamanan:
Memiliki pipa
ventilasi tangki pendam;Ø
Memiliki ground
point/strip tahan karat;Ø
Memiliki
dinding pembatas/pagar pengaman;Ø
Terdapat
rambu-rambu tanda peringatan.Ø
f.Sistem Pencahayaan:
SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh
area dan jalur pengisian BBM;Ø
Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan
SPBU mudah dilihat oleh pengendara.Ø
g.Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan
standar PT. Pertamina berupa:
Tangki pendam;Ø
Pompa;Ø
Pulau pompa.Ø
Duiker,
dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBUØ
Sensor api dan
perangkat Pemadam kebakaranØ
Lambang PT.
PertaminaØ
GeneratorØ
Racun ApiØ
h.Fasilitas umum:
Toilet;Ø
Mushola;Ø
Lahan parkir.Ø
Instalasi
listrik dan air yang memadaiØ
i. Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
Dilarang
merokok;Ø
Dilarang
menggunakan telepon seluler;Ø
Jagalah
kebersihan;Ø
Tata cara
penggunaan alat pemadam kebakaran.Ø
D.Pelaksanaan Operasional SPBU
Pelaksanaan operasional SPBU harus sesuai dengan SOP
(Standard Operating Procedure) PT. Pertamina. Perekrutan dan pengadaan karyawan
adalah tanggung jawab pemohon, dan para pekerja diwajibkan bekerja sesuai
dengan etika kerja standar PT. Pertamina.
E. Bangunan SPBU Berdasarkan Standar PT. Pertamina:
Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter
lingkungan sekitar (contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain);
Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip penangkal
sinar matahari, jendela yang menjorok kedalam, dan penggunaan material dan
tekstur yang tepat); Desain bangunan SPBU harus disesuaikan dengan bangunan di
lingkungan sekitar yang dominan; Arsitektur bangunan sarana pendukung harus
terintegrasi dengan bangunan utama; Seluruh fasade bangunan harus
mengekspresikan detail dan karakter arsitektur yang konsisten; Variasi bentuk
dan garis atap yang menarik; Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan
pantulan sinar matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur
pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap; Bangunan dibagi-bagi menjadi
komponen yang berskala lebih kecil untuk menghindari bentuk massa yang terlalu
besar;
a.Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:
Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan
bangunan diperbolehkan;
Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah
kanopi tidak lebih dari 13’9’’. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari
17’;
Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang
bertekstur atau flat, tidak diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat
atau bisa memantulkan cahaya;
Tidak diperbolehkan menggunakan lampu tabung pada
warna logo perusahaan.
b.Panduan untuk pump island adalah sebagai berikut:
Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse
container, alat pembayaran otomatis, bollard pengaman, dan peralatan lainnya;
Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur
lainnya dalam lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail
arsitektur yang harmonis
Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island,
termasuk dispenser, bollard dan lain-lain.
c.Sirkulasi/jalur masuk dan keluar:
Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat
pompa dan ke tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat
keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang yang baik
bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya;
Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling
bersilangan;
Jumlah lajur masuk minimum 2 (dua) lajur;
Lajur keluar minimum 3 (tiga) lajur atau sama dengan
lajur pengisian BBM;
Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m.
F.Persyaratan Umum Perijinan SPBU
Di bawah ini adalah persyaratan umum perijinan SPBU
yang harus dipebuhi calon mitra setelah calon mitra dinyatakan lolos proses
verifikasi seleksi online ini.
1.Persyaratan Permohonan Ijin Baru
2.Persyaratan permohonan ijin SPBU sebagai berikut:
3.Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
pemilik/pimpinan badan usaha;
4.Biodata perusahaan/akta pendirian perusahaan (untuk
badan usaha);
5.Lay out bangunan SPBU dan konfigurasi SPBU yang akan
dibangun;
6.Peta lokasi skala 1:10.000 atau lebih besar, dan
peta topografi/rupa bumi skala 1:25.000 yang memperlihatkan titik lokasi
rencana pendirian SPBU;
7.Data kapasitas penyimpanan dan perkiraan penyaluran
BBM;
8.Data inventarisasi perlatan dan fasilitas yang
dipergunakan;
9.Rekomendasai dari penyedia BBM yang ditunjuk/diakui
oleh Pemerintah dilampiri dengan salinan/copy kontrak;
10.Foto copy ijin peruntukan penggunaan tanah (IPPT)
sesuai dengan skala kegiatan;
11.Foto copy ijin gangguan (HO);
12.Foto copy Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);
13.Bukti pengesahan meter pompa SPBU dari instansi
yang berwenang;
14.Foto copy ijin timbun tangki dari instansi yang
berwenang;
15.Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
skala kegiatan.
16.Fotokopi surat izin pembangunan SPBU dari Jasamarga
(khusus bagi pendaftar yang memiliki lokasi di jalan tol).
17.Nama Kelurahan di sertifikat tanah harus sesuai
dengan lokasi pendirian SPBU yang didaftarkan.
18.Hasil verifikasi kemudian menjadi bahan rekomendasi
untuk persetujuan pendirian SPBU/SPPBE
G.Bentuk Kerjasama yang di Tawarkan
a.DODO (Dealer Owned Dealer Operated)
SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik swasta, baik
lahan, investasi, maupun operasionalnya.
b.CODO (Company Owned Dealer Operated)
SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk
kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain
kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun
SPBU PT. Pertamina.
H.Persyaratan Lokasi SPBU
Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan
tergantung dari letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila
lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan besar/utama, maka luas lahan
yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal
700 m².
SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe
A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU tersebut adalah sebagai berikut :
Komponen Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Min.Ukr.Lahan (m2) 2500 1600 1225 900 700
Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20
Selang Min.26 20-25 16-20 10-16 Max.10
Kapasitas Tangki Min.160 kl Min.140 klMin.100 klMin.80
klMin.60 kl
I.Initial Fee
Biaya perizinan yang dikeluarkan oleh mitra pada
dasarnya adalah biaya atas hak intelektual yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina
untuk perancangan desain SPBU, biaya pemakaian logo, produk PT. Pertamina, dan
biaya pendaftaran pola baru. Biaya tersebut merupakan biaya resmi PT.
Pertamina. Mitra tidak dibebankan biaya lain selain biaya tersebut. Setiap
aplikasi yang disetujui dikenakan biaya Initial Fee yang besarnya diatur
sebagai berikut:
TYPE SPBU PERKIRAAN VOLUME PENJUALAN BESARNYA INITIAL
FEE
SPBU TYPE A > 35 Kilo Liter Rp. 800.000.000,00
SPBU TYPE B 25 Kilo Liter dan <= 35 Kilo Liter Rp.
650.000.000,00 SPBU TYPE C > 20 Kilo Liter dan <= 25 Kilo Liter Rp.
500.000.000,00 SPBU TYPE D > 15 Kilo Liter dan <= 20 Kilo Liter Rp.
350.000.000,00
SPBU TYPE E <= 15 Kilo Liter Rp. 250.000.000,00
J.Kondisi Objektif Lokasi Penelitian SPBU Panghegar
a.Kondisi Geografis SPBU Panghegar
SPBU Panghegar 3440256 Bandung ini merupakan salah
satu SPBU yang berlokasikan di Bandung tepatnya berada di Jln. Peta No.114
dengan urutan SPBU yang bernomor 3440256 karena sangat banyaknya jumlah
perusahaan SPBU ini di wilayah bandung.
Pada dasarnya semua SPBU itu dibangun untuk
mempermudah bagi semua orang yang memiliki kendaraan baik itu kendaraan roda
dua ataupun yang memiliki kendaraan roda empat dalam memberikan pelayaan
pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak). Begitu pun dengan SPBU Panghegar ini, SPBU
ini beralokasi di suatu wilayah yang bisa dikatakan tidak terlalu jauh dari
keramaain kota. Karena masih banyaknya para konsumen yang sering datang walau
hanya sekedar mengisi bahan bakar kendaraannya.
Adapun lingkungan di sekitar SPBU ini ternyata tidak
hanya satu SPBU saja, namun ada satu SPBU yang bersebrangan dengan SPBU
Panghegar ini. SPBU Panghegar ini memiliki suasana yang sedikit sejuk
disbanding dengan lokasi SPBU lainnya, karena disekitar SPBU banyak pepohonan
yang menjulang tinggi sehingga sinar matahari tidak terlalu terasa panas di
badan. SPBU ini di apit oleh rumah-rumah warga yang kebetulan berdomisili di
daerah tersebut. Pada intinya SPBU ini merupakan SPBU yang bias dikatakan
sebagai SPBU yang telah memenuhi standar Pertamina di bandingkan dengan
beberapa SPBU yang berada disekitarny. Jika dari pihak pembaca ingin
mengunjungi Perusahaan SPBU Panghegar ini anda bisa dengan mudah sampai kesana
dengan Jalur-Jalur yang sekiranya bisa mempercepat anda sampai kesana. Adapun
rute kendaraan yang bisa anda gunakan adalah dengan cara naik kendaraan yang
baik itu angkutan kota atau kendaraan pribadi, anda bisa berangkat melalui
jalur Sukarno Hatta (Bepas) dengan jalur ke Leuwih Panjang, ketika sampai
terminal Leuwih Panjang anda langsung Naik angkot jurusan Cibaduyut dan minta
berhenti di depan SPBU Panghegar.
b.Sejarah Berdirinya SPBU Panghegar
Mengenai sejarah berdirinnya, SPBU Panghegar telah
berdiri selama 4 tahun yakni kurang lebih pada tahun 2006. SPBU Panghegar ini
merupakan salah satu cabang SPBU yang berada di bandung. SPBU ini merupakan
cabang ke-3 dari kedua cabang lainnya. Untuk pusatnya dari SPBU ini berda di
Jln. Soekarno Hatta, sedangkan untuk cabang yang ke-2 berlokasikan di
Cibeureum. Ketiga cabang tersebut di pimpin oleh seorang direktur yang bernama
Bapak Santo. SPBU ini bergerak pada perusahaan BBM yang bekerjasama dengan
Perusahaan Pertamina yang keberadaannya telah diakui oleh pemerintah dan telah
memenuhi segala persyaratan-persyaratan ketika akan didirikannya perusahaan
SPBU Panghegar ini.
Jika ditinjau lebih jauh tentang perusahaan SPBU
Panghegar ini maka kita bisa menaksir jumlah karyawan serta penghasilan dari
perusahaan yang memiliki 3 cabang tersebut. Dari keseluruhan karyawan yang
bekerja di perusahaan ini diperkirakan berjumlah sekitar 200 orang karyawan.
Awal ketika ingin didirikannya SPBU Panghegar ini adalah dengan adanya dorongan
dari pribadi seseorang yang ingin menjadikan serta memeberikan lapangan kerja
bagi orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan serta lingkungan yang sangat
mendukung untuk memakmurkan serta memberikan berbagai peluang bagi perusahaan
lain untuk bergabung dengan SPBU ini. Maka ketika berdirinya SPBU Panghegar ini
perekonomian masyarakat di lingkungan sekitar jauh lebih baik dan lebih makmur
dibandingkan sebelum berdirinya SPBU ini.
c.Kondisi Fisik SPBU Panghegar
Adapun mengenai kondisi fisik yang dimiliki perusahaan
SPBU di wilayah tersebut dapat kami gambarkan sebagai berikut:
1.Sarana lindungan lingkungan:
Instalasi
pengolahan limbah.Ø
2. Instalasi oil catcher dan well catcher:
Saluran yang
digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat
penampungan.Ø
3.Instalasi sumur pantau:
Sumur pantau
dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan
SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.Ø
Saluran
bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.Ø
4.Sistem Keamanan:
Memiliki pipa
ventilasi tangki pendam;Ø
Memiliki ground
point/strip tahan karat;Ø
Memiliki
dinding pembatas/pagar pengaman;Ø
Terdapat
rambu-rambu tanda peringatan.Ø
5.Sistem Pencahayaan:
SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh
area dan jalur pengisian BBM;Ø
Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan
SPBU mudah dilihat oleh pengendara.Ø
6.Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan
standar PT. Pertamina berupa:
Tangki pendam;Ø
Pompa;Ø
Pulau pompa.Ø
Duiker,
dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBUØ
Sensor api dan
perangkat Pemadam kebakaranØ
Lambang PT.
PertaminaØ
GeneratorØ
7.Fasilitas umum:
Toilet;Ø
Mushola;Ø
Lahan parkir.Ø
Instalasi
listrik dan air yang memadaiØ
8.Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
Dilarang
merokok;Ø
Jagalah
kebersihan;Ø
Tata cara
penggunaan alat pemadam kebakaran.Ø
9.Kerjasama
Mempunyai
BengkelØ
Tempat cuci
kendaraanØ
Memilki
AlfamartØ
Kalau kita perhatikan dengan seksama fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan SPBU Panghegar tersebut, ternyata telah memenuhi
standar sarana dan prasarana yang telah ditentukan oleh Perusahaan Pertamina
pusat. Maka dengan ini wajar jika perusahaan SPBU ini mendapatkan
Akreditas/tingkat Gold menuju Berlian (Daimnd).
d. Tujuan dan Sasaran SPBU Panghegar
Adapun untuk Tujuannya: untuk mengembangkan kondisi
perekonomian masyarakat sekitar jauh lebih baik serta mengurangi pengangguran.
Adapun sasarannya dalah semua masyarakat baik lokal
maupun non terlokal yang sekiranya membutuhkan jasa ataupun bantuan dalam hal
BBM serta ketenaga kerjsaan. Karena karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut sama banyaknnya karyawan lokal dengan non lokal
f.Tahapan-Tahapan dan Pendekatan dalam Penyeleksian
Setelah kami megadakan observasi ke perusahaan
tersebut maka kami dapat menyimpulkan tentang proses penyeleksian serta
pendekatan-pendekatan manajemen yang digunakan oleh SPBU Panghegar tersebut.
Adapun metode dan teknik penyeleksian perusaahaan
tersebut adalah dengan memperhatikan tahapan-tahapan dibawah ini:
1.Application Blank
2.Testing anatara lain
3.Interview
Adapun untuk pendekatan manajemen yang digunakan
adalah dengan menggunakan “the Compensatory Selection Approach” : semua calon
tenaga kerja di beri kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh
tahapan-tahapan seleksi yang ditentukan.
BAB IV
Kesimpulan
Perusahaan SPBU Panghegar 3440256 Bandung merupakan
peusahaan yang maju dan bisa dikatakan berhasil dibandingkan dengan salah satu
SPBU yang berada di wilayah SPBU tersebut. Karena SPBU ini memiliki
karakteristik baik itu fisik maupun non fisik yang telah memenuhi standar
Perusahaan Pusat Pertamina. Sehingga tidak heran bila Perusahaan SPBU Panghegar
ini dengan memiliki 3 cabang mendapatkan prestasi yang luar biasa yakni sudah
mencapai tingkat emas bahkan hampir mencapai tingkat berlian.
Selain itu SPBU Panghegar ini juga mampu mengembangkan
system perekonomian masyarakat yang berada disekitar wilayah perusahaan SPBU
tersebut serta mampu sedikitnya mengurangi angka pengangguran di jawa barat.
Selain dari itu juga perusahaan ini mampu mengadakan
kerjasama dengan perusahaan lain sehingga system perekonomian serta kinerja dan
juga pendapatan omset jauh lebih tinggi. Namun tidak hanya pihak perusahaan yang
merasa diuntungkan tetapi dari pihak perusahaan yang diajak kerjasama pun mampu
merauk pendapatan yang jauh lebih banya.
0 komentar:
Posting Komentar